Taba - Yatubu - Taubatan

Taba - Yatubu - Taubatan - Kajian Medina
TABA - YATUBU - TAUBATAN

Kata ini biasa diterjemah ke dalam bahasa Indonesia sebagai "bertobat" dan "menerima tobat". Dua makna ini terkesan berlawanan dalam bahasa Indonesia sebab yang satu muncul dari pihak yang durhaka (hamba) dan satunya dari pihak yang didurhakai (Tuhan).

Namun bila kita melihat makna asalnya dalam bahasa Arab, maka maknanya hanya satu saja, yakni kembali. Kembali ini bisa muncul dari dua pihak, baik yang durhaka maupun yang didurhakai. Pihak yang durhaka kembali dari kedurhakaannya pada kebaikan, sedangkan pihak yang didurhkai kembali dari kemarahan pada penerimaan. Jadi, keduanya sama-sama kembali ke posisi netral seolah tak ada apa-apa. Inilah makna asal kata "taba" itu.

Dalam at-tahrir wat-tanwir disebutkan:

وأصْلُ مَعْنى تابَ رَجَعَ ونَظِيرُهُ ثابَ بِالمُثَلَّثَةِ، ولَمّا كانَتِ التَّوْبَةُ رُجُوعًا مِنَ التّائِبِ إلى الطّاعَةِ ونَبْذًا لِلْعِصْيانِ، وكانَ قَبُولُها رُجُوعًا مِنَ المَتُوبِ إلَيْهِ إلى الرِّضا وحُسْنِ المُعامَلَةِ وُصِفَ بِذَلِكَ رُجُوعُ العاصِي عَنِ العِصْيانِ ورُجُوعُ المَعْصِيِّ عَنِ العِقابِ فَقالُوا تابَ فُلانٌ لِفُلانٍ فَتابَ عَلَيْهِ لِأنَّهم ضَمَّنُوا الثّانِيَ مَعْنى عَطْفٍ ورَضًى.

Bila paham ini, maka mudah memahami kenapa kata "taba" ini dipakai untuk menyebut tindakan hamba dan sekaligus juga tindakan Allah dalam al-Qur’an, misalnya:

فَمَن تَابَ مِنۢ بَعۡدِ ظُلۡمِهِۦ وَأَصۡلَحَ فَإِنَّ ٱللَّهَ یَتُوبُ عَلَیۡهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورࣱ رَّحِیمٌ
"Tetapi barangsiapa yang "taba" setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah "taba" atasnya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. [Surat Al-Ma'idah 39]

Sebab kata "tobat" dalam bahasa Indonesia hanya berarti penyesalan dari dosa, yang berarti hanya bisa terjadi dari sisi hamba saja, maka agar tak rancu dan ringkas, orang Indonesia menerjemah kata "taba" dari makhluk sebagai "bertobat", sedangkan "taba" dari Allah sebagai "menerima tobat". Aslinya adalah keduanya berarti "kembali ke posisi normal/netral/baik".

Semoga bermanfaat

Abdul Wahab Ahmad
14 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.