by. Ahmad Sarwat, Lc.,MA
Yang punya sedikit perhatian dengan waktu-waktu shalat pasti tahu kalau hari-hari belakangan ini waktu Shubuh datang lebih awal. Saat saya menuliskan tulisan ini, yaitu tanggal 29 Okteber 2019, waktu Shubuh untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya jatuh pada pukul 04.09 wib. Lumayan gasik hitungannya.
Namun besok dan hari-hari seterusnya, shubuh akan datang lebih awal lagi, hingga nanti di bulan Desember, waktu Shubuh akan datang tepat jam 04.05 wib. Dan akan terus berlangsung selama kurang lebih semingguan, yaitu dari tanggal 10 - 17 Desember. Kemudian setelah itu waktu Shubuh akan kembali molor menjauh lebih siang.
Padahal kalau kita melihat ke belakang mundur, justru shubuh datang lebih lambat. Beberapa pekan lalu, Shubuh masuk jam 04.20, bahkan sebelumnya lagi jam 04.30.
Dan makin ke belakang, makin mundur. Puncaknya bulan Juli, sejak tanggal 21 hingga akhir, shubuh datang jam 4.45 alias jam 5 kurang seperempat.
Yang menarik, waktu-waktu shalat ini akan terus berulang tiap tahunnya. Oleh karena itulah kita sering mendapatkan istilah jadwal shalat abadi. Maksudnya angka tahunnya boleh berubah, tapi pokoknya waktu shalatnya pasti tetap untuk tiap hari-hari dalam setahun.
Jadi tiap tanggal 1 Januari, sudah bisa dipastikan bahwa waktu Shubuh untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya jatuh jam 04.18, Zhuhur jam 11.57, Ashar jam 15.24, Maghrib jam 18.14 dan Isya jam 19.24, dan begitu seterusnya pada setiap tahunnya.
Isyarat akan hal ini sudah ada sebelumnya di dalam Al-Quran :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Yunus : 5)
Namun Al-Quran tidak menyebutkan waktu Shubuh untuk tanggal 1 Januari jam sekian-sekian. Juga tidak menyebutkan jamnya akan terulang tiap tahunnya. Bahkan Al-Quran pun tidak memperkenalkan jam, kalender dan penanggalan.
Semua Itu urusan kita saja, silahkan bikin perhitungan-perhitungan dari hasil mengamati fenomena alam dan menganalisa secara tajam. Silahkan ditemukan fenomenanya dan silahkan diteorikan saja. Dan silahkan dijadikan salah satu cabang ilmu keislaman.
Dan sejak ratusan tahun lalu, sudah kita sepakati namanya, yaitu ilmu falak dan imu hisab. Diajarkan kepada seluruh generasi umat Islam secara turun temurun lewat jalur sanad keilmuan. Kita hari ini tinggal belajar apa yang sudah jadi disiplin ilmu secara mudah.
Kalau memang tidak punya kesempatan belajar ilmunya, akui saja. Tapi jangan lantas menafikan dan bikin fitnah bahwa ilmu hisab dan falak bukan dari agama Islam.
Sebab semua ilmu yang lain pun demikian juga sejarahnya. Ilmu Nahwu dan Sharaf itu kan tidak ada di Al-Quran dan Hadits nabi. Itu ilmu yang diteorikan dan dibakukan dari hasil pengamatan, penelitian, dan analisa tajam atas grammatika bahasa Arab dalam Al-Quran, As-Sunnah dan juga syi'ir orang Arab di masa itu.
Ahmad Sarwat
29 Oktober pukul 09.49 ·
#Ahmad Sarwat