Jangan Mudah Kagum. Jangan Lekas Memvonis Buruk

Jangan Mudah Kagum. Jangan Lekas Memvonis Buruk - Kajian Medina
JANGAN MUDAH KAGUM, JANGAN LEKAS MENCAP BURUK

Oleh; Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
***

Pada zaman dahulu ada seorang bocah kecil yang masih menyusu pada ibunya. Kemudian lewat lah seorang lelaki gagah naik seekor kuda.

Sang ibu kagum dengan penampilan luar pria tersebut. Mungkin disangka dia adalah seorang hamba saleh pejuang fi sabilillah, maka diapun berdoa:

“Ya Allah, jadikan anakku seperti dia”

Tiba tiba terjadilah keajaiban. Sang anak melepaskan puting susu ibunya lalu
berbicara dengan bahasa fasih:

“Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia”

Di lain waktu, anak tersebut menyusu lagi pada ibunya. Lalu lewatlah seorang wanita yang sedang diseret, dipermainkan, dihinakan dan dikata-katai: “kamu berzina, kamu mencuri!” maka sang ibu berdoa:

“Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia”

Tiba-tiba muncul lagi keajaiban seperti yang pernah terjadi. Anak bayi tersebut melepaskan puting susu ibunya lalu berdoa dengan bahasa fasih:

“Ya Allah, jadikan aku seperti dia”

Ternyata lelaki gagah itu adalah seorang diktator zalim nan kafir, sementara wanita yang dipukuli itu adalah wanita salihah yang difitnah.

Kisah ini ada dalam shahih Bukhari:

صحيح البخاري (11/ 285)
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ
سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بَيْنَا امْرَأَةٌ تُرْضِعُ ابْنَهَا إِذْ مَرَّ بِهَا رَاكِبٌ وَهِيَ تُرْضِعُهُ فَقَالَتْ اللَّهُمَّ لَا تُمِتْ ابْنِي حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ هَذَا فَقَالَ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ ثُمَّ رَجَعَ فِي الثَّدْيِ وَمُرَّ بِامْرَأَةٍ تُجَرَّرُ وَيُلْعَبُ بِهَا فَقَالَتْ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ ابْنِي مِثْلَهَا فَقَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا فَقَالَ أَمَّا الرَّاكِبُ فَإِنَّهُ كَافِرٌ وَأَمَّا الْمَرْأَةُ فَإِنَّهُمْ يَقُولُونَ لَهَا تَزْنِي وَتَقُولُ حَسْبِيَ اللَّهُ وَيَقُولُونَ وَيَقُولُونَ تَسْرِقُ وَتَقُولُ حَسْبِيَ اللَّهُ

Artinya,

Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib telah bercerita kepada kami Abu Az Zinad dari ‘Abdur Rahman yang bercerita bahwa dia mendengar Abu Hurairah radliallahu ‘anhu yang katanya dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ada seorang wanita dari kalangan Bani Isra’il yang ketika sedang menyusui bayinya lewat seorang laki-laki tampan dan gagah sambil menunggang tunggangannya di hadapan wanita itu. Wanita itu berkata; “Ya Allah, janganlah Engkau matikan anakku sebelum dia menjadi seperti lelaki itu”. Maka spontan saja bayinya berkata; “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia”. Lalu dia kembali mengisap puting susu ibunya“.

Kemudian lewat di hadapan mereka seorang wanita yang sedang diseret dan dipermainkan lalu ibu sang bayi berkata: “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti dia”. Maka sang bayi berkata; “Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia“.

Dia berkata; “Sesungguhnya pemuda penunggang itu adalah orang kafir sedangkan wanita tadi, orang-orang menuduhnya kamu telah berbuat zina namun dia berkata; “Cukuplah bagiku Allah (yang tahu aku tidak bersalah) ” dan orang-orang mengatakan kamu mencuri maka dia pun tetap berkata: “Cukuplah bagiku Allah (yang tahu aku tidak bersalah) “.

Apa pelajarannya?

Jangan mudah kagum dengan seseorang atau lekas mencap buruk seseorang hanya karena melihat penampilan luarnya, sampai level berharap dan berdoa kepada Allah agar anak kita seperti orang yang mengagumkan di mata kita itu.

Karena kita tidak pernah tahu hakikat seseorang yang paling hakiki.

Semua manusia selain Nabi, Rasul dan para Shahabat nasibnya masih misterius di sisi Allah. Akhir hidupnyalah yang menentukan apakah husnul khotimah ataukah suul khotimah.

Yang paling aman adalah mendoakan keturunan kita seperti orang-orang yang jelas-jelas diridhai Allah seperti Nabi Muhammad dan para shahabatnya yang dijamin masuk surga.

Versi Situs: http://irtaqi.net/…/jangan-mudah-kagum-jangan-lekas-mencap…/

27 Muharram 1441 H

Muafa
26 September pukul 21.04 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.