by Ahmad Sarwat, Lc.,MA
Kalau kita bandingkan antara hijrah Nabi Muhammad SAW dan hijrah Nabi Musa alaihissalam jauh berbeda, khususnya kalau dilihat dari apa yang terjadi pasca hijrah.
Umat Nabi Musa memang berhasil keluar dari perbudakan di bumi Mesir, lalu luput dari kejaran bala tentara Firaun, lolos pula menyeberang laut Merah, bahkan Fir'aunnya mati ditenggelamkan.
Pokoknya sekilas hijrahnya sukses, bahkan dirayakan setiap tahun oleh umat Nabi Musa (baca: Yahudi) dengan cara berpuasa tiap tanggal 10 Muharram.
Namun apa benar hijrahnya sukses?
Nanti dulu, mari kita buka Al-Quran dan baca lagi kisah mereka.
1. Tersesat 40 Tahun
Ternyata Al-Quran bercerita bahwa usai menyeberang laut Merah, mereka justru tertimpa malapetaka besar sekali, yaitu tersesat di Padang Tih (Gurun Sinai).
Parahnya mereka tersesat sampai lama sekali, yaitu sampai 40 tahun lamanya. Nyaris mereka tidak pernah sampai ke negeri tujuan.
قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ ۛ أَرْبَعِينَ سَنَةً ۛ يَتِيهُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ
Allah berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu". (QS. Al-Maidah : 26)
Tersesat di gurun pasir tak bertepi itu sering juga dialami oleh para pelintas. Tapi hanya untuk beberapa jam atau beberapa hari.
Tapi yang ini unik, sekian ribu orang tersesat di gurun pasir selama 40 tahun. Berarti sudah mulai ganti generasi, paling tidak ada yang dilahirkan ketika dalam keadaan tersesat.
2. Menyembah Berhala
Al-Quran juga menceritakan bahwa mereka bukan hanya tersesat secara fisik, juga tersesat secara aqidah. Ketika ditinggal Musa ke Bukit Tursina, mereka malah membuat berhala anak sapi dari emas.
وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَىٰ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ ۚ أَلَمْ يَرَوْا أَنَّهُ لَا يُكَلِّمُهُمْ وَلَا يَهْدِيهِمْ سَبِيلًا ۘ اتَّخَذُوهُ وَكَانُوا ظَالِمِينَ
Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Araf : 148)
فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَٰذَا إِلَٰهُكُمْ وَإِلَٰهُ مُوسَىٰ فَنَسِيَ
kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". (QS. Thaha : 88)
3. Musa Wafat
Parahnya lagi, justru pada saat lagi tersesat di Gurun Sinai selama 40 tahun itulah Nabi Musa alahissalam wafat. Bayangkan, sudah tersesat, pimpinannya malah meninggal dunia.
Sudah hijrah sih, tapi masih tersesat, malah masih menyembah berhala, ditambah lagi ditinggal pula oleh pimpinannya.
Penderitaan mereka sempurna sudah!
Ahmad Sarwat
2 September pukul 10.17 ·
#Ahmad Sarwat