Setahun yang lalu sekitar bulan juli ketika dinyatakan lulus seleksi universitas al azhar via kemenag, belum terlalu terbayang di pikiran saya bagaimana nanti rasanya ketika belajar di mesir khususnya di universitas al azhar, apalagi saat itu saya baru aja lulus dari sma, bahkan belum pernah merasakan jadi mahasiswa.
Sebelum berangkat ke mesir, saya rajin bertanya tanya sama keluarga maupun senior yang pernah belajar di azhar, gimana sih rasanya belajar di al azhar? Soalnya selama ini banyak kagum dengan para masyaikh dan ulama dari al azhar, terus apakah di al azhar itu isinya belajar sama ngaji talaqi aja? Atau malah kayak di film ayat ayat cinta ? hehe.
Setelah bertanya tanya kemana mana dan dapat banyak informasi dari keluarga maupun senior seputar belajar di universitas al azhar, akhirnya mulai sedikit sedikit dapat gambaran bahwa kalo di al azhar itu universitas dengan sistem kuliah yang unik, tidak terlalu ketat pada absen saat di bangku perkuliahan tapi sebagai penggantinya yaitu banyak dibuka majelis majelis ilmu diluar bangku perkuliahan yang disebut dengan talaqi, nah talaqi ini tempatnya justru malah bukan di bangku universitas, tapi bertempat di masjid al azhar maupun tempat tempat dars lainnya yang disebut dengan madyafah.
Saat itu saya benar benar takjub dengan sistem pembelajaran di al azhar karena seperti kata orang orang yaitu al azhar sebagai salah satu rujukan belajar ilmu ilmu keislaman saat ini, setelah di beritahu seputar pembelajaran di universitas al azhar, saya diberi tahu soal kegiatan kegiatan selain belajar di mesir.
Seperti belajar berorganisasi di ppmi mesir maupun di organisasi angkatan kedatangan, ataupun kita juga bisa berkumpul bersama mahasiswa lainnya yang satu daerah di indonesia yang disebut dengan kekeluargaan, contohnya karena saya berasal dari jakarta, maka saya ikut ke kekeluargaan pelajar jakarta.
Setelah diceritakan semua itu mulai ada gambaran ketika nanti belajar di al azhar, tapi karena hanya dapat cerita cerita aja dari keluarga maupun senior di mesir, saya jadi semakin penasaran gimana sih ketika di mesir nanti? Apakah betul seperti yang diceritakan? Malah saya semakin penasaran ketika berangkat dalam perjalanan di pesawat.
Akhirnya ketika saat awal awal kedatangan saya di mesir, ternyata cerita cerita yang saya dapat itu akhirnya saya alami sendiri, mungkin ada beberapa yang berbeda dari cerita yang didapat seperti untuk mahasiswa baru saat ini harus belajar di kelas bahasa terlebih dahulu yang dinamakan markaz lughoh yaitu program khusus pembelajaran bahasa yang masih dibawah universitas al azhar untuk mahasiswa baru, juga seperti manajemen waktu antara belajar dan organisasi , dan beberapa hal lainnya yang agak berbeda tapi secara umum masih sama hehe.
Hal hal yang baru tersebut justru malah jadi pengalaman dan pembelajaran tersendiri untuk saya, seperti ketika belajar di markaz lughoh, serunya pas belajar di markaz lughoh kita diajarkan belajar bahasa arab langsung oleh orang arab dengan bahasa arab fushah, yang memudahkan bagi mahasiswa baru untuk adaptasi dengan bahasa arab, bahkan dilarang untuk memakai bahasa ammiyah di kelas markaz lughoh.
Uniknya lagi ketika belajar di markaz lughoh, kita tidak belajar dengan mahasiswa indonesia saja, tapi juga dengan mahasiswa asal negara lain, yang saya berkenalan dan mempunyai teman di markaz lughoh namanya hasan yang berasal dari India, juga ada teman saya yang bernama aqil asalnya dari Togo.
Pembelajaran di markaz lughoh terdiri dari 7 semester, dan hanya fokus belajar bahasa arab saja dengan menggunakan tehnik pengajaran yang modern dan kurikulumnya disusun langsung oleh al azhar sendiri,para dosen markaz lughoh pun juga mempunyai metode pengajaran yang menarik dan unik, bahkan sangat terbuka bagi para pelajar negara lain, contohnya ketika saya berada di semester 4, saya bersama hasan dan aqil sangat dekat dan akrab dengan dosen kita ustadz ibrahim.
Selain belajar di kelas, saya juga penasaran dengan cerita keluarga dan senior tentang majelis-majelis ilmu diluar bangku perkuliahan, yaitu talaqi, baik di masjid azhar maupun di madyafah madyafah dars talaqi, dengan dibimbing senior di mesir, saya mencoba datang ke tempat talaqi, pertama kali saya datang yaitu ke dars talaqinya sayyid ahmad al maqdy ketika belajar fiqih syafi’i dasar di ruwaq masjid al azhar, juga saya diajak oleh senior ke dars nya syeikh ali jumu’ah di kota 6th october, atau hadir dalam dauroh dauroh singkat yang di ajarkan oleh para masyaikh juga, seperti ketika habib umar bin hafidz berkunjung ke Mesir dan ada dauroh dars beliau, ataupun ketika dars nisfu sya’ban bersama syeikh muhanna.
Saat itulah saya mulai belajar untuk bermulazamah dan mengaji kitab turats yang belum pernah saya pelajari ketika di bangku sma dulu, walaupun pernah belajar kitab kuning dengan asatidz saya di jakarta dulu, tapi saat itu belum terlalu maksimal belajarnya karena banyak disibukkan dengan kegiatan sma atau kegiatan lainnya di jakarta.
Yang ternyata talaqi atau dars ini sangat banyak dan ada hampir setiap waktu di banyak tempat baik di masjid al azhar sendiri maupun di madyafah tempat talaqi, bahkan kalau dihitung mungkin setiap harinya ada puluhan dars talaqi yang tersebar diberbagi tempat dan diajar oleh masyaikh langsung, juga tidak dipungut biaya sama sekali.
Saya sendiri lebih sering hadir di dars sayyid ahmad al maqdy, selain beliau mengajarkan dars untuk level mubtadi dan fokus pada fiqih syafi’i, juga murid beliau banyak dari mahasiswa asia tenggara, bahkan beliau juga mensyarah kitab nya syeikh nawawi al bantani, ulama asal indonesia yang masyhur di dunia.
Kalau dars talaqi yang diajar oleh sayyid ahmad al maqdy sendiri, per minggunya ada 9 kitab, mulai dari fiqih, hadits, ushul fiqih, tasawuf, juga hafalan matan kitab arbain ( khusus yang ini saya belum mulai hehe), dan rata rata kitab yang diajarkan oleh beliau itu kitab yang sering dipakai belajar juga di indonesia khususnya fiqih syafi’i, beberapa diantaranya yaitu seperi kitab busyra karim syarh muqoddimah hadromiyah, alfawaid al makkiyah atau matan abi syuja dengan hasyiah syeikh albayjuri, atau al adzkar karya imam an-nawawi, ataupun beliau juga mengajarkan kitab beliau yang mensyarah kitab karya imam nawawi albantani yaitu bahjatul wasail bisyarhil masail syarh risalah al jamiah.
Mahasiswa indonesia di mesir pun juga mempunyai komunitas belajar sesama mahasiswa indonesia, seperti di komunitas daerah saya yaitu kekeluargaan pelajar jakarta, ada program belajar bareng dan diskusi namanya batavia study club, kita belajar bareng dan diskusi sama teman teman mahasiswa indonesia lainnya, yang dibahas yang mudah mudah saja, yaitu belajar per fasl dari kitab matan abi syuja dengan per orang mendapatkan tugas presentasi dan menjelaskan pasal tersebut lalu setelah nya di diskusikan bersama sama, atau malah kadang teman teman kelas bahasa malam sebelum ujian beberapa ada yang berkumpul di kafe tempat ngeteh/ngopi untuk belajar bareng buat ujian semesteran di kelas bahasa besok.
Selain banyak tempat menuntut ilmu di mesir, sekarang mesir agak berbeda dengan cerita yang saya dapat dari keluarga atau senior saat masih di indonesia dulu, yaitu sekarang banyak terdapat rumah makan indonesia, seperti ada rumah makan padang dan rumah makan indonesia lainnya, bahkan sekarang bisa kita temukan menu menu khas indonesia di mesir, seperti ikan bakar, nasi uduk, ketupat sayur, sate padang, bahkan hingga seblak pun sekarang ada disini haha, lebih keren lagi sekarang ada layanan tausil (delivery) dari warung makan ke flat dimana kita tinggal, benar benar membuat pelajar disini nyaman hehe.
Dan juga sesuai cerita dari keluarga dan senior yang belajar di mesir, disini banyak terdapat organisasi mahasiswa indonesia, mulai dari organisasi ppmi mesir, komunitas daerah, afiliasi/ormas, sampai organisasi angkatan kedatangan, saya sendiri juga ikut organisasi, salah satunya menjadi panitia dokumentasi ketika ppmi mesir mengadakan acara shalawat kemerdekaan dalam rangka merayakan kemerdekaan indonesia.
Dan sesuai dengan yang diceritakan ke saya, kalau kita punya hobi atau suka berolahraga bisa kita laksanakan disini, oh iya disini banyak lapangan futsal lho hehe, atau malah kalo mau main pingpong juga ada haha, contohnya ketika perayaan kemerdekaan Indonesia di kekeluargaan pelajar jakarta dengan diadakan lomba bermain pingpong, walaupun saat games tersebut saya kalah di babak penyisihan hehe.
Mungkin itu aja cerita pengalaman saya sebagai maba al azhar yang dapat saya bagikan, masih banyak hal hal lain yang belum saya alami, dan yang utama adalah masih banyak lautan ilmu yang harus saya selami.
Yang pasti dengan banyaknya kegiatan dan pengalaman, saya selalu berharap agar selalu istiqomah dengan tujuan awal kemarin yaitu untuk menuntut ilmu agama, dan kegiatan seperti hobi dan organisasi tidak menjadi fokus utama saya disini, akhir akhir ini saya mencoba istiqomah dalam dars talaqi, dan mencoba bermulazamah kepada seorang syeikh yaitu sayyid ahmad al maqdy, dan istiqomah mengikuti seluruh dars beliau juga belajar dars kepada syaikh yang direkomendasikan oleh beliau, walaupun agak berat karena dalam 1 pekan dars beliau hanya ada libur sehari juga ada total ada sekitar 11 kitab yang dipelajari, tapi gak papa hehe, sayyid ahmad sering mengingatkan dalam dars talaqi beliau, yang kurang lebih beliau selalu menasehati bahwa kita semua datang ke mesir untuk belajar, yang suatu saat akan kembali ke negeri masing masing, dan kita akan mengajari kembali ilmu yang kita pelajari disini ketika kita kembali nanti, dan bagaimana kita mengajar kalau kita tidak punya ilmu.
Dan salah satu yang membuat saya termotivasi untuk berusaha hadir dalam setiap dars beliau yaitu bahwa beliau juga sering berpesan kalau menuntut ilmu itu diperlukan sabar dan waktu yang lama, tidak bisa sekali dua kali duduk di majelis ilmu lalu berfatwa kepada orang orang hehe.
Cairo, 4 september 2019
Keterangan foto:
1. Foto bersama ustadz ibrahim, hasan dan aqil
2. Foto sekelas sebelum ujian semester 4 markaz lughoh
3. Dars talaqi kitab matan abi syuja’ dengan hasyiah syeikh al bayjuri diajar oleh sayyid ahmad al maqdy di madyafah raudhotun naim
4. Dars talaqi busyra karim syaeh muqqodimah hadromiyyah bersama sayyid ahmad al maqdy
5. Foto bersama sayyid ahmad al maqdy
6. Belajar bersama di kekeluargaan pelajar jakarta dalam program batavia study club
7. Makan di warung padang indonesia dekat masjid al azhar
8. Ikut panitia shalawat kemerdekaan ppmi mesir bagian dokumentasi
9. Belajar bareng temen temen markaz lughoh sebelum ujian tengah semester 6
10. Bermain pingpong di kekelurgaan pelajar jakarta games dalam rangka perayaan hari kemerdekaan Indonesia
11. Bermain futsal di nadi qoumi dekat mustasyfa ( rumah sakit hussein )
Muhammad Al Fatih Mubarok bersama Ahmad Sarwat.
1 jam
#Muhammad Al Fatih