Hidayah Itu Seringkali Nunggu “Waktunya”

Hidayah Itu Seringkali Nunggu “Waktunya” - Kajian Medina
Hidayah itu seringkali nunggu “waktunya”.

Demikian kesimpulan yang harus aku sadari dan akui.

Seringkali usaha mati matian, nasehat menggebu gebu disampaikan, namun alih aih didengar, ia semakin menjauh dari jalan kebenaran.

Piring telah dibanting, meja telah digebrak, mata telah dipelototkan, urat urat leher telah ditegangkan, seakan hidayah semakin menjauh.

Bukan lagi bir kampungan sruputannya, namun bir eropa dan rusia selalu terpajang di rumahnya.

Bukan hanya malas sholat, fingsui cina, klenik jawa dan lainnya jadi santapan hariannya.

Hanya satu yang tersisa, yaitu doa.

Hari demi hari dilalui, tahun demi tahun dijalani.

Kota Makkah dan Madinah sering dilintasi, namun seakan menoleh saja enggan, eropalah yang selalu menjadi tujuan.

Suram semakin suram.

Hotel bintang lima? Bukan lagi kelasnya, tapi hotel kelas pangeran dan juragan persinggahannya, dengan segala fasilitas yang bisa anda bayangkan.

Selesaikah semua harapan?

Tentu tidak, doa dan harapan selalu dipanjatkan untuk keluarga yang disayang.

Dalam sujud, pada saat yang mustajab dan dengan buliran air mata tulus yang terus membasahi pipi terlebih sanubari, doa tiada henti dipanjatkan.

Pintu hidayah belum tertutup sobat selama hayat masih dikandung jasad.

Titik balik hidayahpun tiba, kakipun terkayuh ke salah satu masjid di pelosok kota metropolitan, dengan harapan mencari ketenangan batin yang belum pernah dia rasakan.

Apalagi di saat ia dirundung pengkhianatan dari kawan yang selama ini menjadi panutan.

Sesampainya di masjid, ia temukan jamaah shalat subuh mayoritasnya berjubah putih, dan sang imam membaca surat yang lumayan panjang.

Mati, mati, mati, di sinilah nampaknya aku dijemput malaikat kematian, demikian khayalan yang menghantui pikirannya selama menjadi makmum shalat subuh bahkan setealah ia kembali ke rumahnya.

Namun semakin ia mengingat kematian dan semakin ia menjadi takut akan datangnya kematian, tanpa disadari ia telah berada dalam kedamaian yang selama ini ia kejar dari satu bar ke bar, dari diskotik ke diskotik, dari kemewahan ke kemewahan lainnya.

Ia baru menyadari bahwa kebahagian hidup itu ternyata tersimpan di balik ingat kematian .

Perlahan namun meyakinkan ia merubah jalan hidupnya, hingga arah bisnisnyapun kini mulai dibelokkan agar semakin sejalan dengan tuntunan islam.

Kini, jangan lagi bicara shalat lima waktu, shalat sunnahpun dijalankan, jangan pula bicara puasa Ramadhan, puasa Sunnah Dawudpun telah menjadi kebiasaan.

Semoga beliau istiqamah meniti jalan hidayah hingga kematian benar benar membukakan pintu ketenangan dan kebahagiaan akhirat untuknya.

Sobat, anda boleh berdakwah, berusaha sekuat tenaga, dan dalilpun bisa anda bombardirkan kepada siapa saja yang anda suka.

Namun tetaplah engkau tahu diri, kunci pintu hati saudaramu untuk menerima hidayah tetap saja ada di Tangan Allah Azza wa Jalla.

Karena itu rendahkan dirimu, dan puja Rabmu dalam setiap upaya dakwahmu. Jangan lupa doa yang tulus selalu menghiasi lisanmu teruntuk saudaramu yang belum disapa oleh hidayah.

Jangan biasakan menghiasi wajahmu dengan muka masam dan menyeramkan di hadapan saudaramu, namun lebih indah bila anda menghiasi wajahmu yang tampan dan cantik jelita dengan senyuman dan di kegelapan akhir malam, hiasilah wajahmu dengan buliran air mata cinta dan iba teruntuk saudaramu yang jiwanya belum terbuka untuk menerima hidayah.

Renungkan ayat berikut ini:
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ [القصص: 56].
Sesungguhnya engkau tiada kuasa memberi hidayah kepada orang yang engkau kehendaki, namun Allah-lah yang kuasa memberi hidayah kepada siapapun yang Ia kehendaki, sedangkan Allah Maha Mengetahui orang orang yang pantas mendapat hidayah. ( Al Qashash 56)

Kisah di atas adalah kisah nyata yang dijalani oleh seseorang yang aku kenal dengan baik yang kini telah menjejakkan kakinya di jalan hidayah, semoga beiau selalu istiqamah.

Anda penasaran ingin tahu namanya? Di mana alamatnya?

Sobat!, doa tulusmu turuntuk beliau insyaAllah cukup untuk menjadikan anda mengenalnya kelak -atas izin Allah- di akhirat, tatkala hamba hamba-Nya yang beriman diizinkan memasuki pintu surga.

Sekali lagi dan insyaAllah tiada henti kita berdoa: Semoga Allah meneguhkan hati beliau dan hati saya serta hati anda semua di atas agama Allah hingga akhir hayat nanti. Amiin

Dr Muhammad Arifin Badri
12 Juli pukul 16.55 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.