Buah VS Buah-buahan

Buah VS Buah-buahan - Kajian Medina
Buah VS Buah-buahan

by. Ahmad Sarwat, Lc.MA

Buah itu apa yang dihasilkan tanaman. Tapi berbeda dengan buah-buahan. Kalau buah-buahan, memang dihasilkan oleh tanaman, tapi lebih khusus lagi. Kita sering terbolak-balik dalam menggunakannya, khususnya dalam terjemahan Al-Quran.

Dalam terjemah Al-Quran versi Departemen Agama RI, kita masih membaca tsamarat (ثمرات) yang diterjemahkan menjadi buah-buahan. Silahkan cek ayat ini di terjemahannya :

وأنزل من السماء ماء فأخرج به من الثمرات رزقا لكم

Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu 'buah-buahan' sebagai rezeki untukmu. (QS. Al-Baqarah : 22)

Perhatikan terjemahannya : tertulis disitu 'buah-buahan'.

Padahal buah-buahan itu fawakih (فواكه), jama' dari fakihah (فاكهة). Dalam bahasa Inggris disebut fruit. Untuk buah-buahan dalam arti buah segar atau fruit itu ada juga disebutkan dalam Al-Quran, misalnya dalam ayat berikut :

فيهما فاكهة ونخل و رمان

Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima. (QS. Ar-Rahman :68)

Sedangkan tsamar (ثمر) atau jama'nya tsamarat (ثمرات) maknanya lebih luas dari sekedar buah-buahan. Tsamarat itu termasuk apa pun yang dihasilkan oleh pohon dan tumbuhan, termasuk juga kurma, biji-bijian, umbi-umbian, gandum, padi dan lainnya.

Dan kalau mengacu kepada kewajiban zakat hasil tanaman, seperti kurma, anggur, gandum, padi dan makanan pokok lainnya, yang digunakan dalam Al-Quran bukan فواكه atau buah-buahan, tetapi tsamar.

كلوا من ثمره إذا أثمر وآتوا حقه يوم حصاده

Makanlah buahnya apa-bila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya. (QS. Al-An'am 141)

Buah di ayat ini maksudnya bukan rambutan, pepaya, mangga, pisang, jambu yang dibeli di pasar Minggu. Buah disini maksudnya 'hasil' tanaman dan wujudnya malah gandum atau padi. Pokoknya yang menjadi makanan pokok atau disebut istilahnya quth al-balad (قوت البلد).

Jadi ingat hasil diskusi kemarin, ternyata menulis terjemah Al-Quran jauh lebih pusing dari pada menuliskan tafsir para ulama.

Ahmad Sarwat
19 Juli pukul 09.26 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.