Hafal Quran

Hafal Quran - Kajian Medina
Hafal Quran

Ada 2 jenis hafal Quran. Ada yang asal hafal saja, ukurannya bisa baca terus dengan lancar. Tapi ada hafal jenis kedua, yaitu tahu ayat apa saja yang terkait dengan segala hal di alam nyata.

Hafal cara pertama itu mudah bagi anak-anak, pokoknya bunyi saja. Apa maksud dan apa makna ayat yang dibaca, merem saja dan sama sekali tidak penting.

Sedang hafal cara kedua memang agak sulit. Bahkan para shahabat nabi pun melakukannya dalam rentang waktu yang cukup lama, 23 tahun.

Ini adalah cara hafal Quran yang unik karena sangat erat terkait dengan realitas kehidupan nyata. Kalau ada istilah membumikan Al-Quran, nampaknya inilah wujud aslinya. Quran bukan hanya dihafal di dalam kepala tanpa tahu makna, namun Quran benar-benar menampakkan wujudnya secara nyata.

Dan cara ini juga ada kemudahannya, karena tidak mensyaratkan hafalan luar kepala. Para shahabat ikut menyaksikan bagaimana tiap ayat dan rangkaiannya turun ke bumi, dibaca, diperdengarkan, bahkan dituliskan, dan diamalkan dalam keseharian.

Maka hafalan macam ini punya kesan yang teramat kuat dan mendalam, karena terkait langsung dengan realitas kehidupan nyata.

Namun buat kita yang hidup di masa sekarang, meski Quran sudah turun semuanya, tetap kita masih bisa merasakan gregetnya lewat kitab-kitab tafsir yang amat banyak itu.

Pengalaman saya ikut kuliah tafsir sebanyak 8 semester, mulai dari semester 1 sampai semester 8, seminggu dapat 3 sesi, maka dalam satu semester (6 bulan) bisa selesai 1 juz saja.

Kitabnya tafsir Fathul Qadir karya Asy-Syaukani (w. 1.250 H), isinya gabungan antara tafsir bil-ma'tsur dan tafsir bir-ra'yi. Alhamdulillah sangat membantu kewajiban hafalan hingga juz delapan.

Maksudnya bagi saya membaca dan jaga hafalan 8 juz itu jadi sangat kuat memorinya dan tidak lupa-lupa, karena tafsirnya sudah dibedah sejak dulu panjang kali lebar.

Kesan dan memori tafsir yang amat kuat itu sangat membantu jaga hafalan.

Ahmad Sarwat, Lc.MA

Ahmad Sarwat
23 Juni pukul 07.39 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.