Surat Yasin dan Sakaratul Maut

Surat Yasin dan Sakaratul Maut - Kajian Medina
SURAT YASIN DAN SAKARATUL MAUT

Setiap orang yang akan meninggal dunia pasti mengalami sakaratul maut atau derita (nyeri) ketika nyawa dicabut. Derita tersebut bisa diringankan dengan bacaan Surat Yasin.
Salah seorang sahabat bernama Ghudoif bin Al Harits ketika sakitnya semakin parah, ia bertanya kepada orang-orang di sekelilingnya yang sedang menjenguknya, “Adakah di antara kalian yang berkenan membaca Surat Yasin?”

Lalu salah seorang penjenguk bernama Shalih bin Syuraih As Sakuni mulai membacanya.

Ketika sampai 40 ayat, Ghudoif meninggal dunia.

Para syaikh mengatakan, “Apabila dibacakan Surat Yasin pada orang yang akan meninggal dunia, maka akan diringankan deritanya (sakarat) dengan bacaan tersebut.”

Kisah di atas diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanadnya hasan.

KETERANGAN

Kisah di atas adalah salah satu dari sekian riwayat yang menunjukkan keutamaan Surat Yasin.

Umat Islam sejak zaman dahulu hingga sekarang telah terbiasa membaca Yasin untuk orang-orang yang meninggal dunia, baik sebelum meninggal (ketika sakarat) maupun setelahnya.

Adapun sebelum meninggal dunia, maka bacaan Yasin bisa meringatkan derita sakarat sebagaimana kisah di atas.

Sedangkan membacakan Yasin setelah meninggal dunia adalah untuk menghadiahkan pahalanya kepada si mayit.

Masalah menghadiahkan pahala bacaan Al Quran kepada mayit sudah lama diperbincangkan oleh para ulama. Kesimpulannya, mayoritas ulama membolehkannya dan mengatakan bahwa pahala tersebut akan sampai kepada si mayit.

Jadi, surat Yasin memang memiliki keistimewaan khusus yang bisa dirasakan manfaatnya oleh para pembacanya maupun yang dibacakan kepadanya.

Wallahu a’lam.

Danang Kuncoro Wicaksono

Sumber : https://danangsyria.wordpress.com/2017/05/12/surat-yasin-dan-sakaratul-maut/ (12/05/2017)

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.