Di tengah umat yang keawamannya sudah level masif, kejahilannya mayoritas dan ketidak-tahuannya jadi kebanggaan, mudah sekali bagi siapa saja untuk mengaku-ngaku sebagai ulama. Dijamin pasti diakui umat.
Salah satunya dengan menamai diri sendiri sebagai ulama. Biar rada pantes, nama itu disematkan pada organisasinya.
Bikin aja sendiri suatu organisasi tertentu, lalu tempelkan label ulama, apa susahnya? Lalu duduklah disitu sebagai pengurusnya. Selesai, Anda resmi jadi ulama versi zaman edan.
Kalau kurang ide, nih saya kasih usulan nama-nama organisasi yang beraroma keulamaan. Siapa tahu ada yang lagi kebelet pengen jadi ulama, ini jalan cheat-nya. Mohon maaf kalau ada kesamaan nama, bersrti kebetulan saja.
1. Dewan Ulama Besar Nasional (DUBN)
2. Forum Ulama Besar dan Pakar Nasional (FUBPN)
3. Jaringan Ulama Senior Kontemporer (JUSK)
4. Lembaga Pengkajian Ulama Nasional (LPUIN)
5. Majelis Ilmu dan Ulama Nasional (MIUN)
6. Front Ulama dan Da'i Indonesia (FUDI)
7. Pusat Kajian Ulama Nasional (PKUN)
8. Silaturahmi Ulama Internasional (SUI)
9. Ikatan Ulama Seluruh Indonesia (IUSI)
10. Persaudaraan Ulama Nasional (PUN)
dan bla bla bla bisa 100 lebih nih. Gampang dan mudah. Programnya rapat-rapat aja. Apa saja lah yang bisa dirapatkan.
Jangan lupa bikin seragam, spanduk, dan tiap 5 tahun digonta-ganti pengurus. Biar kelihatannya sibuk banget lah pokoknya.
Bagaimana dengan menambah ilmu? Gak usah, lagian gak penting juga. Wong pengurusnya gak bisa bahasa Arab semuanya. Ngi'rob gak bisa, tasripan apalagi.
Ahmad Sarwat, Lc.MA
Ahmad Sarwat
26 Maret pukul 05.42 ·
#Ahmad Sarwat