Renungan : Tamparan Seorang UAS

Renungan : Tamparan Seorang UAS - Kajian Medina
Renungan : TAMPARAN SEORANG UAS
Oleh : Rizra Pena

Sungguh menjadi tamparan keras dan pukulan yang menghujam dalam hingga ke relung hati. Seluruh tubuh bergetar merinding mendengar betapa kezuhudan seorang ulama yang lurus, sederhana dan kharismatik itu melisankan mulutnya.

Kita boleh tidak sepakat dengan beliau soal pilihan politik. Akan tetapi janganlah sampai kita merendahkan apalagi menghujatnya. Beliau punya hak untuk menentukan pilihan politiknya, sama seperti kita boleh menentukan pilihan politik sesuai selera kita masing-masing tanpa harus merendahkan satu dengan yang lainnya.

Berlabuhnya pilihan politik beliau ke Bp.Prabowo tentu merupakan hasil pertimbangan matang dengan ke dalaman dan keluasan ilmu agama yang dimilikinya. Dan kita semua harus menghormati keputusan beliau tanpa harus membencinya.

Ada sebuah pelajaran berharga yang dapat kita petik dari dialog antara UAS dan Prabowo yang patut kita renungkan dan seharusnya mampu membuat kita tertampar sadar bahwa ditengah realitas politik yang sangat transaksional UAS hadir dengan membawa nilai yang tinggi berupa kezuhudan diri. "Pak Prabowo jika anda nanti duduk menjadi presiden hanya 2 permintaan saya, pertama jangan engkau undang saya keistana dan yang kedua jangan beri saya jabatan apapun itu! Biarkan saya terbang sejauh mata memandang untuk berceramah.

Begitulah sebuah untaian permintaan dari seorang ulama zuhud kepada calon pemimpin pilihannya. Hingga seorang Prabowo yang terkenal keras menjadi luluh lantak, air mata keluar tak terbendung.

Bagi saya ini merupakan tamparan keras sekaligus pukulan yang menghujam tajam bagi siapapun kita yang selama ini menjilat-jilat jabatan.

Padahal bagi seorang UAS ia bisa saja meminta jabatan ataupun materi sesuai keinginannya bahkan dulu bisa saja ia menerima permintaan ijtimak ulama untuk jadi cawapres. Namun kedalaman iman, kebersihan hati dan ketulusan jiwanya menolak semua itu. "Biarkan saya tetap menjadi juru dakwah menyiarkan agama kepada umat". Begitu kuat pendiriannya.

Bahkan terkadang kita sedih melihat belakangan ini, ada yang katanya ulama, kiyai ataupun orang yang luas ilmunya namun lakunya seperti pengemis jabatan dan gila akan harta.

UAS berhasil menghadirkan kepercayaan umat bahwa di tanah kita masih berdiri orang-orang zuhud, sederhana, jujur terpercaya yang tidak silau dengan kenikmatan duniawi.

UAS kaulah oase ditengah terik panasnya gurun. Engkau menjadi teladan bagi kami dan menjadi ulama yang akan selalu kami pegang sebagai penunjuk dalam menjalani tantangan hidup ini. Doakan kami ya ustad.
#kami bersama ulama.

Rizra Pena membagikan tautan ke grup Komunitas Bisa Menulis.
12 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.