Meninggalkan dan Melupakan Guru

Meninggalkan dan Melupakan Guru - Kajian Medina
Saya pernah punya murid dari tingkat TK-SMA/SMK. Karena saya pernah mengajar di sebuah lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Alhamdulillah, meski sudah lama saya tak mengajar lagi di lembaga pendidikan formal dan non formal tersebut, tetapi mantan murid yang pernah saya ajar tersebut masih ingat dengan orang yang pernah mengajarkan mereka. Masih senyum, menyapa dengan baik, menjalin ukhuwah, dan seterusnya seakan tak ada masalah dan memang tak ada masalah. Mereka hanya ingat dahulu pernah diajarkan kebaikan oleh gurunya. Ya, karena mereka memang mereka juga tidak pernah tersibukkan dengan perbedaan pendapat, apalagi manhaj tahdzir dan sebagainya.

Berbeda halnya dengan orang dewasa yang tak bijak dalam menghadapi perbedaan pendapat, apalagi jika sudah terkena manhaj tahdzir berlebihan, perlakuannya akan berbeda. Berapa banyak orang yang pernah saya ajarkan kebaikan, kini memutuskan hubungan baik di dunia maya maupun dunia nyata. Saya tidak mengerti, haruskah perbedaan pendapat berakhir demikian. Saya tidak menyuruh mereka mengingat kebaikan orang yang pernah mengajarkan mereka, saya hanya sedih kenapa akhlak sebagian orang di zaman now jadi seperti itu terhadap orang yang pernah mengajarkan kebaikan padanya.

Saya berpikir dan tetap berbaik sangka, mungkin ini balasan kepada saya yang dulu juga pernah sempat meninggalkan dan melupakan guru saya karena alasan beda manhaj, syubhat, dan sebagainya. Meskipun kini saya sadari hal itu tidak terpuji karena dulu saya sedang puber manhaj. Allahu a'lam.

Robi Maulana Saifullah
25 menit ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.