Madzhab Hanafi Kering Dari Dalil, Makanya Banyak Menggunakan Qiyas?

Madzhab Hanafi Kering Dari Dalil, Makanya Banyak Menggunakan Qiyas? - Kajian Medina
Madzhab Hanafi kering dari dalil, makanya banyak menggunakan qiyas?

Ini kalimat orang yg tak pandai mengatur diksi, emangnya qiyas itu bukan dalil?
Mungkin maksudnya kering dari hadits.
Ok lah, tapi apakah benar demikian?

Tidak benar kalau madzhab Hanafi kering dari hadits. Orang yg bilang begitu berarti perlu banyak piknik lagi ke kitab-kitab madzhab Hanafi. Ath-Thahawi itu apa bukan Hanafi, lalu apa anda tak baca syarh ma'ani dan syarh musykil al atsar tulisannya?

Belum lagi kitab-kitab takhrij hadits madzhab Hanafi seperti yg paling terkenal dan inspirasi dari kitab-kitab takhrij madzhab lain setelahnya yaitu Nashb Ar-Rayah karya Az-Zaila'iy?
Setelah itu ada lagi kitab I'la` As-Sunan karya At-Tahanuwi yang sampai 22 jilid berisikan hadits itu.

Hanya saja mereka sangat selektif dalam memilah khabar ahad, sehingga menetapkan banyak standar yg tidak diakui oleh ketiga madzhab yg lain, misalnya khabar ahad kalau brlawanan dgn umumul balwa maka ditolak. Itu bukan karena mereka menolak khabar, tapi karena mereka menyangsikan kevalidannya. Bukankah Umar juga menolak khabar dari Fathimah binti Qais dalam masalah nafkah dan tempat tinggal bagi wanita tertalak ba`in? Apa anda mau katakan Umar menolak sunnah? Jadi uzurnya sama seperti itu.

Kemudian dalam intern madzhab Hanafi sendiri juga ada perbedaan dalm standar menerima khabar ahad itu. Misalnya terkenal perbedaan antara aliran As-Sarakhsi dan pendukungnya dgn aliran Al-Karkhi dan pada pendukungnya ttg apakah syarat rawi hadits itu harus ahli fikih atau tidak.
Zahirnya madzhab Abu Hanifah tidak mensyaratkan itu sebagaimana kata salah satu pembesar mereka yaitu Abu Zaid Abdullah bin Umar Ad-Dabbusi (w 430 H) dalam kitabnya Ta`sis An-Nazhar:
الأصل عند علمائنا الثلاثة أن الخبر المروي عن النبي صلى الله عليه وسلم من طريق الآحاد مقدم على القياس الصحيح
"Yang menjadi pokok bagi ketiga ulama kami bahwa khabar yg diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dgn jalan ahad DIDAHULUKAN daripada qiyas shahih."

Juga perkataan Ibnu Al-Hummam dari kalangan muta`akhkhirin Hanafi dalam kitabnya At-taqrir wa At-Tahbir
(مَسْأَلَةٌ إذَا تَعَارَضَ خَبَرُ الْوَاحِدِ وَالْقِيَاسُ بِحَيْثُ لَا جَمْعَ) بَيْنَهُمَا مُمْكِنٌ (قُدِّمَ الْخَبَرُ مُطْلَقًا عِنْدَ الْأَكْثَرِ) مِنْهُمْ أَبُو حَنِيفَةَ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ
"Jika khabar wahid dan qiyas bertentangan dan tak mungkin dikompromikan maka didahulukanlah khabar secara mutlak menurut mayritas ulama seperti ABU HANIFAH, Syafi'i dan Ahmad." (At-Taqrir jilid 2 hal. 298).
==========================

Bahkan dalam beberapa masalah terkenal mereka lebih mendahulukan hadits dhaif daripada qiyas misalnya masalah tertawa dalam shalat menurut mereka membatalkan wudhu, padahal menurut qiyas itu hanya membatalkan shalat tapi tidak membatalkan wudhu.
==========================

Ini semua menunjukkan bahwa madzhab Hanafi itu bukan kering dari dalil tapi mereka punya standar dan kaidah khusus untuk memahami dalil, makanya mereka disebut madrasah ahlu ra`yi. Justru karena dalil mereka terlalu banjir, akhirnya kebanyakan dalil yaitu dari ra`yu.
Dan tidak betul juga kalau yg dimaksud adalah kering dari hadits, tapi mereka punya kaidah khusus dalam memehami hadits yg tidak ada dalam madzhab yg lain.

Madzhab Hanafi memang termasuk lebih pelik mempelajarinya dibanding madzhab lain. Maka jangan tergesa-gesa menuduh madzhab Hanafi kering dari dalil hanya karena anda kurang piknik di dalamnya.

Anshari Taslim
23 jam ·

Tidaklah mencela Abu Hanifah kecuali orang yang hasad atau orang yang jahil.
-Al-Kharībiy rahimahullāh-
Mengapa Imam Madzhab Kelihatannya Gak Mengamalkan Hadis - Kajian Medina
Robi Maulana Saifullah
12 Februari pukul 12.36 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.