Keburukan Tidak Harus Dibalas Dengan Keburukan

Keburukan Tidak Harus Dibalas Dengan Keburukan - Kajian Medina
Keburukan tidak harus dibalas dengan keburukan.

Ketika kami menulis tentang masalah hukum nyoblos maka tulisan kami dishare dan direpost oleh saudara kami se iman ISISERIYYUN.

Dikolom komentarnya kami dicaci hamun,dikatain goblok,dungu,Ahlus syubhat serta ucapan lainnya yg tdk pantas tuk disebutkan.

Tapi keburukan tidak harus dibalas dengan keburukan,kalau kami melakukan hal yang sama maka nanti gak ada bedanya kami dengan mereka ? ya didoakan aja.

Sekali lagi,merendahkan kami itu bukanlah masalah dan no coment,bagi kami itu tabungan pahala,semankin mereka ghibahi kami maka semankin banyak pahala mereka yang mengalir ke kami,hanya kalau sampai merendahkan kapabel keilmuan ulama atau menghina ulamanya ya ini keterlaluan.

Kami sering tercengang dengan tingkah laku mereka ini,kok bisa segitunya,dalam hati jadi bertanya-tanya :

Sebenarnya mereka-mereka ini hafalannya sudah sebanyak apa sih lalu penguasaan mereka terhadap Ilmu ushul dan fiqhnya gimana ? dan penguasaan mereka terhadap kitab-kitab ulama udah sampai mana ?

Dan satu lagi : Dulu mereka ini belajar akhlaknya dari siapa ? dari ulama atau dari iblis ? (Jujur nanya beneran)

Tapi sejauh yang saya fahami,orang berilmu lisannya terjaga dari kata yang dipenuhi hawa nafsu.

Saudaraku,harap fahami ini dengan baik :

"Ketika kami menuliskan suatu masalah yang masuk dalam rana ijtihad para ulama maka ketahuilah bahwa posisi kami saat itu hanya sebagai penukil tidak lebih,sebagai seorang penukil haruslah amanah,harus menyampaikan semuanya tanpa harus disembunyikan,karena menyembunyikan suatu ilmu untuk memaksakan pendapat kita agar ditelan/diterima orang lain adalah satu bentuk kecurangan kecuali dalam hal-hal tertentu".

"Jika dalam suatu masalah itu ada 2 pendapat ulama mu'tabar maka kami sampaikan apa adanya tanpa harus ditutup-tutupi,agar mereka bisa saling lapang dada,yang diharapkan bisa timbul rasa saling menghormati antara sesama".

Syaikhuna Khodir sholliy ditanya tentang perselisihan dalam masalah ijtihadiyah,beliau menjawab :

"Boleh berbeda pendapat tapi jangan berselisih !"

__________________________________________
Kalau boleh ngasih saran : Lama-kelamaan antum udah macam TUHAN yg sibuk menghukumi orang,dari pada sibuk bicara fulan kafir si fulan fasiq/ahlus syubhat lebih bagus pergi kemasjid perbanyak dzikir disana,muhasabah diri dan baca al-qur'an,kami rasa itu lbh bermanfaat.

BARAKALLAHU FIIKUM

Faruq Sinambela
15 Februari pukul 08.59 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.