Haram Tapi

Haram Tapi - Kajian Medina
Haram Tapi . . .

Kadang suka geli sendiri melihat kelakuan kalangan perhijrahan yang modalnya semangat beragama kagetan.

Kemarin sih masih jadi tukang mabok, preman, ngartis, dekaden dan permisif. Entah bagaimana terus insyaf lalu ngakunya hijrah.

Tiba-tiba naik pangkat dan mengangkat diri sendiri jadi ustadz. Lalu mulai mengharam-haramkan semuanya berdasarkan nonton youtube, info sosial media dan browsing plus googling. Fatwanya jadi ngeri-ngeri sedap tuh . . .

Musik haram
Foto haram
Bank haram
Asuransi haram
Pajak haram
Gojek haram
Gofood haram
Marketplace haram
e-Money haram
Maulid haram
Shalawat haram
Tahlilan haram

Tapi habis berfatwa begitu akhirnya malah jadi bingung sendiri. Sebab termakan dan keserimpet dengan statemen yang dibikin-bikinnya sendiri.

Dalam hp nya masih ada musik, cuma belagak gak tahu. Ada juga foto, cuma pura-pura nggak engeh. Masih pakai bank konvensional juga, cuma diam-diam. Masih naik gojek dan beli makan via gofood juga, cuma nyuruh orang. Pakai emoney juga, cuma belagak pilon.

Punya motor mobil juga dan STNK nya tidak mati. Itu kan bayar pajak juga sebenarnya. Cuma gak ngaku. Belanja online juga tapi gak ngaku.

Tidak mau hadir di maulidan, sholawatan dan tahlilan, tapi berkat dan beseknya habis disikat masuk perut juga.

Ini dia generasi 'Haram Tapi'. Haram sih tapi .... tapi kan ya... situ tahu lah.

Akibat dari sok main haram-haramkan seenaknya berdasarkan TAQLID BUTA kepada kalangan yang sebenarnya juga bukan ulama.

Ahmad Sarwat, Lc.MA


Ahmad Sarwat
7 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.