Gaya Dakwah Bicara Kasar dan Kata-Kata Buruk

Gaya Dakwah Bicara Kasar dan Kata-Kata Buruk - Kajian Medina
Seorang kawan meminta saya atas nama Aswaja NU Center Jember untuk membuat tanggapan tertulis tentang gaya dakwah seorang juru dakwah yang gaya bicaranya kasar dan kata-katanya serba buruk. Saya bilang bahwa itu tak perlu.

Untuk apa menyadarkan orang-orang bahwa kotoran itu baunya tak enak? Nanti orang-orang akan sadar dengan sendirinya bahwa kotoran itu bau. Kalaupun ada yang saat ini tak sadar, mungkin hidungnya sedang mampet. Kalau tak mampet tetapi malah suka, itu berarti dia memang sukanya kotoran sehingga percuma dibujuk untuk tak suka kotoran.

Demikian juga dakwah. Allah sudah memberi fitrah naluri untuk sadar mana dakwah yang membawa kesejukan dan ketenangan jiwa sehingga pendengarnya bisa menjadi insan yang lebih baik.

Meskipun orang awam tak tahu bahwa Allah berfirman ادع الى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة (ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yang baik), dan juga tak tahu bahwa Nabi bersabda إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ فَاحِشٍ مُتَفَحِّشٍ (sesungguhnya Allah tak menyukai semua orang yang ucapannya buruk yang secara sadar sering berkata yang buruk-buruk), namun nalurinya akan membuat dia sadar bahwa ucapan buruk itu bukanlah jalan agama sehingga tak mungkin mencari Allah di jalan itu.

Kalau seseorang tak kunjung sadar juga tetapi malah menganggap ucapan yang buruk sebagai suatu anugerah ilahi dan pencerahan yang berharga, maka itu seperti orang yang seleranya memang suka pada kotoran. Tak ada nasehat yang dapat menyembuhkan orang seperti ini.

Abdul Wahab Ahmad
17 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.