Ketika si Bjat menyerang Ust Oemar Mita حفظه الله, maka muncul reaksi balik dari kaum Muslimîn yang selama ini mengambil faidah dari UOM karena mereka tidak rela UOM dijahati seperti itu.
Salah satu reaksi balik itu adalah orang-orang membongkar kembali kelakuan bejat si Bjat itu di masa lalu.
Salah?
Tidak juga.
Loh kok?
Al-jazâ’u min jinsil ‘amal… balasan dari perbuatan itu setara dengan perbuatannya.
Si Bjat itu mendakwa bahkan memfitnah UOM tanpah hujjah, hanya berdasarkan qila wa qola (katanya katanya)… maka orang pun akhirnya mempertanyakan siapa dia? Apa kualifikasinya? Apa background-nya? Sampai akhirnya bagaimana kelakuannya di masa lalunya.
Dan akhirnya mau tidak mau sampai juga ke masa lalunya yang bejat itu
Kenapa sampai begitu?
Ingat perkataan: "daging ‘ulamâ’ itu beracun"…!!!
Jadi wajar kalau "serangan balik" ke si Bjat lebih dahsyat.
Yang lucu adalah ada sebagian orang yang entah kenapa sok bijak sok iye membela si Bjat itu (tapi mengaku netral) dengan mengatakan kalimat seperti: jangan buka ‘aibnya, dia kan sudah bertaubat… bla bla bla…
Baiklah.
Masalahnya saat ini banyak orang-orang yang belajar agama tanpa dasar yang baik. Bahasa ‘Arab tak bisa, ushul fiqih apalagi, tapi merasa dengan membaca kitâb hadîts terjemahan dia bisa langsung untuk beristidhlal dan istinbath hukum dari dalîl.
Padahal…
Bedakan mana yang ‘aib pribadi dengan yang jinayah saja tak mampu…?!?!?
Kalaulah semua perbuatan jinayah dianggap sebagai ‘aib, nanti orang yang melihat aksi pencurian -jadi saksi perbuatan kriminal- kemudian ia terus lapor ke Aparat Keamanan… tapi oknum Aparatnya karena belajar agama secara ngawur ditambah berjiwa sok iye sok bijak…
Oknum aparat itu lalu mengatakan: "Yaa akheee, ngapain antum laporin pencurian itu? Itukan ‘aib si pencuri…? Bukankah cuman antum yang lihat, yaa akheee? Bukankah Nabî ‘Îsâ saja membatalkan persaksiannya karena Beliau hanya bersendirian saat menyaksikan peristiwa pencurian itu, sedangkan si pencuri malah bersumpah dia tidak mencuri? Lagian, ana berhusnuzhon kalau malingnya mungkin sudah bertaubat…"
Maka rusaklah Dunia…!
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ
Arsyad Syahrial
23 Januari pukul 16.42 ·
#Arsyad Syahrial