Bagai Kambing Menanduk Bukit

Bagai Kambing Menanduk Bukit - Kajian Medina
*“Bagai Kambing Menanduk Bukit”*

Sungguh luar biasa sampai berani-beraninya menuduh al-Imâm Abû Hanîfah an-Nu‘mân ibn Tsâbit ibn Zaqthô رحمه الله تعالى sedikit pengetahuan hadîts-nya sehingga madzhab Hanafi itu "kering".

Pakai pula mengatakan bahwa yang belajar madzhab pasti tahu akan hal itu…

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Para pembelajar fiqih sungguhan, bukan yang ecek-ecek, pasti tahu kenapa al-Imâm Abû Hanîfah رحمه الله تعالى itu lebih menggunakan qiyâs. Yaitu karena di zamannya beliau itu hadîts-hadîts palsu sangat banyak tersebar, sehingga bentuk kehati-hatian Imâm Abû Hanîfah adalah dengan tidak bermudah-mudah menerima hadîts, apalagi kabar ahad, kecuali benar-benar terbukti shohîh.

Jadi, sedikitnya riwayat hadîtsnya beliau itu bukan berarti karena Imâm Abû Hanîfah itu sedikit hafalan hadîtsnya, atau karena beliau meninggalkan hadîts, akan tetapi karena penetapan syarat shohîh hadîts untuk diterima sebagai dalîl oleh beliau yang sangat ketat, makanya banyak hadîts yang oleh beliau tidak dipakai.

Jadi bertanya, apa yang menuduh itu ingin menunjukkan bahwa penguasaannya terhadap hadîts lebih baik daripada Imâm Abu Hanîfah رحمه الله تعالى sehingga ia lebih hebat tentang pemahaman hadîtsnya, begitu…???

Heylooo… boleh saja background-nya adalah Fakultas Hadîts (walau katanya cuma lulus dengan nilai kelulusan yang pas-pasan karena kerjanya sakit-sakitan melulu) – namun untuk mengambil istinbath dan istidhlal, maka jelas adalah yang lulusan Fakultas Syari‘ah yang lebih bisa bermain fiqih dan waqi’ daripada lulusan Fakultas Hadîts…

Karena yang namanya mahasiswa Fakultas Hadîts itu konsentrasinya adalah di hafalan dan sanad, namun kurang mendapat asupan tentang Ushul Fiqih dan Tata-Bahasa ‘Arab, padahal kedua hal itu sangat penting dalam bangunan ijtihâd…!

Coba ya, jika lulusan Fakultas Syari‘ah saja lebih baik daripadanya, maka apalagi al-Imâm Abû Hanîfah yang merupakan pendiri madzhab fiqih yang pertama sekaligus juga termasuk dari generasi Salafush Shôlih???

Duh, please deh?!?

Sungguh penghinaan terhadap Imâm Abû Hanîfah رحمه الله تعالى yang seperti ini bukan lagi sebagaimana pepatah Melayu "bagai kambing menanduk bukit, tanduk patah bukit tak runtuh", akan tetapi jauh lebih buruk, yaitu: "bagai kecoak berwaham melompati bukit, si kecoak mati kena semprot insektisida".

❤️ Kita berdo'a:

أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
{a-‘ûdzubillâhi an akûna minal-jâhilîn}

(arti) "Saya berlindung kepada Allôh agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang dungu."

Arsyad Syahrial
23 jam ·

Tidaklah mencela Abu Hanifah kecuali orang yang hasad atau orang yang jahil.
-Al-Kharībiy rahimahullāh-
Mengapa Imam Madzhab Kelihatannya Gak Mengamalkan Hadis - Kajian Medina
Robi Maulana Saifullah
12 Februari pukul 12.36 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.