Satu Lagi Kasus Salah Hijroh

Satu Lagi Kasus Salah Hijroh - Kajian Medina
*“Satu Lagi Kasus Salah Hijroh”*

Beginilah contoh salah hijroh…

Seseorang yang dulunya bejat (yang ia akui sendiri di media masa – link: http://bit.ly/2HtmdFI ), kemudian الله berikan ia hidayah-Nya, namun kini malah terjerumus ke dalam kerusakan GPK Kokohiyyun, akibatnya malah jadi sebagaimana sebuah postingan di Instagram – link: http://bit.ly/2W66UpI ; lihat screenshot di bawah.

Di mana rusaknya?

Begini, oknum tersebut bermaksud mengkritik, tapi lihatlah cara-cara dia mengkritik sangat tidak ada adab bahkan tak ada ‘ilmu sama sekali:
.
.
⑴. Dia mengatakan Ustâdz Oemar Mita, Lc حفظه الله (UOM) adalah "Ahlu Syubhât".

⇨ Maka, memangnya dirinya itu siapa?

Apa latar belakang ke‘ilmuannya oknum itu sehingga ia bisa menilai seorang da‘i yang menghabiskan waktunya di pesantren dan perguruan tinggi agama untuk mempelajari agama, al-Qur-ân, al-Hadîts, fiqih, syari‘at, dan tentunya penguasaan akan bahasa ‘Arab yang baik, sebagai "Ahlu Syubhât"?

Coba sebutkan apakah sudah menguasai nahwu shorof dan balaghoh? Atau sudah berapa juz dan berapa ratus hadîts yang ia sudah hafalkan?

Sementara UOM, jelas saya kenal penguasaan akan al-Qur-ân dan al-Hadîtsnya, jelas penguasaan akan fiqih, dan tentunya bahasa ‘Arab.

Pertanyaannya, apakah hanya dengan modal ikut kajian seminggu 2-3 kali saja merasa sudah bisa menilai seorang ustâdz da‘i ilallôh sebagai "Ahlu Syubhât"?
.
.
⑵. Dia menutup gambar UOM, tetapi akun Instagram UOM tetap di-mentionnya.

⇨ Kalau memang kritikannya ‘ilmiyyah, cukup rekaman suara. Tetapi kalau mention juga, maka maksudnya itu apa?

Mau ngajak UOM debat? Ya ampun, kok tak tahu diri sekali ya dia!?!

Mau menasihati? Bukankah menasihati itu kalau menurut cara gerombolannya adalah "ambil tangannya dan ajak mojok bicara 4 mata"?
.
.
⑶. Bersatu dengan orang yang menghalâlkan mencela pemimpin di depan publik dan pelaku kesyirikan???

⇨ Coba tunjukkan bukti UOM menghalâlkan mencela pemimpin di depan publik? Coba tunjukkan bukti UOM mengajak bersatu dengan pelaku kesyirikan?

Kalau dia tak bisa, maka itu jelas adalah fitnah yang keji terhadap seorang da‘i yang mengajak kepada الله dan Rosûl-Nya…!!!

☠ Ingatlah, daging ‘ulamâ’ itu beracun!
.
.
⑷. Bantahan ringan???

⇨ Hellooo…???

Ringan dari Hongkong?

Kalaupun dia punya nyali diskusi dengan UOM, maka saya yakin definisinya tentang mencela itu pasti aneh dan kacau. Apalagi tentang siapa yang dimaksud dengan Ulil Amri.

Pun yang dia quote untuk membantah UOM itu sangat lucu lah?

UOM berbicara tentang apa, lalu dia menuduh syubhât dengan apa, terus dia quote dalîl tentang apa?

Kok ya JAKASEMBUNG BAWA GOLOK…???

Apa bener ya dia tidak sedang fly -seperti nama grup musiknya dulu- saat ia menulis postingannya tersebut?
.
.
⑸. Mengucapkan "hamdalah" karena meninggalkan belajar dari UOM?

⇨ Kok yakin betul dia bahwa itu suatu nikmat dari الله?

Dulu ia adalah dari seorang pemusik yang kelakuannya bejat (sebagaimana pengakuannya sendiri pada link di atas), tetapi kini setalah ia mengaku hijroh kok ya malah merusak dan memfitnah seorang da‘i ilallôh?

Kalau dulu dia itu maksiyat, maka maksiyatnya itu dosa pribadi. Sekarang dia malah terjerumus ke dalam dosa merusak kehormatan seorang muslim, da‘i ilallôh pula lagi?

⚠ Padahal kehormatan seorang muslim itu harôm dirusakkan…!!!

📌 Kata Baginda Nabî ﷺ:

فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا ، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا ، فَأَعَادَهَا مِرَارًا

(arti) _“Sungguh-sungguh darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan kalian, adalah harôm atas sesama kalian, sebagaimana harômnya hari kalian ini, di negeri kalian ini, dan pada bulan kalian ini!”_ [HR al-Bukhôrî no 1739, 1742, 4406, 5550, 6043, 7078, 7447; Muslim no 1679].

Hijroh dari kemasiyatan pribadi malah terjerumus kepada dosa kezhôliman kepada manusia lain… apa nggak takut jadi "muflis" dia?

Begitu juga dia meninggalkan UOM pun, memangnya UOM rugi apa?

Ah sudahlah…
.
.
❤ Kita berdo'a:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
{robbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba‘da idz hadaitanâ wa hab lanâ mil-ladunka rohmatan innaka antal-wahhâb}

(arti) "Wahai Robb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sungguh hanya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."

Satu Lagi Kasus Salah Hijroh - Kajian Medina

Satu Lagi Kasus Salah Hijroh - Kajian Medina


Arsyad Syahrial
22 Januari pukul 18.18 ·



Hasil ngaji di sebelah, mau dikatakan oknum, tapi kok oknumnya banyak amat?
Dulu ada yg memfitnah ust Umar Mitha itu sebagai pengikut ini dan itu, beliau dan keluarga tak terima dan beliau sendiri cerita bahwa ayahnya mendoakan yg memfitnah dibalas oleh Allah. Dan benar saja yg memfitnah akhirnya kena stroke lalu mati.

Satu Lagi Kasus Salah Hijroh - Kajian Medina

Anshari Taslim
23 Januari pukul 10.03 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.