Saya suka mendengar kisah orang pulang dari tanah suci, terutama di bulan Haji dan Ramadhan. Disana katanya, orang berlomba lomba memberi jamaah lain makanan dan minuman. Tak usah khawatir akan kelaparan. Bahkan dikasih uang real pula.
Hari ini saya juga mendapat banyak kisah juga dari sahabat sahabat yang menghadiri Reuni 212. Termasuk diberanda media sosial. Jutaan orang hadir. Banyak ditemukan orang berlomba lomba membagikan makanan kepada saudaranya yang lain. Ada kisah pedagang menggratiskan jualan. Ada bapak dan ibu ibu dengan tulus ikhlas mempersilahkan menerima makananya. Mereka tampak bahagia dan lega saat makanan dibagikannya habis.
Bahkan saya mendapat kisah, di antara orang yang mendapatkan makanan itu kemudian memberikan makanan itu pula kepada saudaranya yang lain. Yang mungkin baginya lebih berhak memakannya. Masyaallah. Allahu Akbar
Saya ingat kaji guru saya tentang Itsar. Tentang mendahulukan orang lain daripada diri sendiri. Kisah sejumlah sahabat dimasa Rasulullah yang terluka di medan perang.
Lalu salah seorang memberinya minuman. Ia tak meneguknya. Tapi memberikan kepada saudaranya yang terbaring disampingnya yang juga terluka parah. Orang itu mengambil, tapi ia tak meneguknya. Ia serahkan lagi pada saudaranya yang lain terluka lebih parah. Sehingga air itu tak satupun meminumnya. Sampai Allah mengangkat ruh nya, ia meninggal dalam keadaan mengutamakan saudaranya. Subhanallau. Allahu Akbar.
Monas itu adalah saksi persaudaraan. Yang memiliki uang membayarkan tiket suadaranya, yang punya pengetahuan medis menyumbangkan tenaga jadi tim kesehatan. Bagi yang muda kuat, menyumbangkan tenaga dengan kantong hitam, menampung sampah makanan.
Yang punya banwith, mensedekahkan dengan caranya pula agar tayang ke belahan dunia. Semua membantu dengan caranya. Indahnya Islam dan hebatnya ummat. Merekapun siap membantu agar Indonesia mencapai peradaban tertingginya.
#TerimaKasihTvOne
#Reuni212
Elfiyon Tanjung
2 Desember pukul 22.07 ·
#Elfiyon Tanjung