By Agung Soni
Seseorang menuangkan opini sesuai maqam akalnya. Maqamnya dunia, dalam benak selalu terpikir balasan berupa materi uang. Jadi, mau dijelaskan sak kemenge, nggak bakal nyampe.
Tetep saja, 11 juta orang diakui hanya 100rb.
Tetep saja, 11 juta orang datang karena dibayar uang dan nasi bungkus.
Ya karena maqam akal mereka, segalanya berjalan dan bisa terjadi karena kasualitas materi.
Bukti lain, mereka memang tidak percaya akhirat juga khan. Induknya saja pernah bilang," akherat itu ramalan".
Teori akal didewakan.
Immateri hanya bualan. Itu kata mereka.
Malaikat, surga, neraka, azab kubur, hanya dongeng dalam benak mereka.
Ini sama halnya dengan kafir Quraisy. Mereka menolak apa yang diturunkan Allah pada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wassalam.
Mereka baru percaya jika ada bukti kasualitas materi. Mereka minta bulan terbelah. Allah sanggupi dan menjadi mukjizat Nabi Shallalahu Alaihi Wassalam. Akan kah mereka beriman setelah bulan dibelah Nabi atas seizin Allah? Tidak juga. Malah menuding Nabi "tukang sihir". Begitulah watak orang yang dibutakan mata hati oleh Allah Ta'ala.
Isi kepala, menihilkan kekuatan Allah.
Isi hati, mendengki dan hasad.
Sakit luar dalam.
Logika tak akan selalu menang.
Sujudlah.... sujudlah. Agar dirimu bisa belajar, saat menomorsatukan Tuhan, posisi kepalamu di bawah, posisi dadamu di atas.
Belajarlah dari itu.
Agar hasadmu hilang.
Agung Soni bersama Sabilul MuttaQin.
21 jam ·
#Agung Soni