Membahas Sifat Allah Tak Boleh Berdasar Kata Orang Saja

Membahas Sifat Allah Tak Boleh Berdasar Kata Orang Saja - Kajian Medina
MEMBAHAS SIFAT ALLAH TAK BOLEH BERDASAR KATA ORANG SAJA

Menyambung status sebelumnya bahwa tokoh besar pun bisa salah sehingga perkataan mereka tak bisa menjadi dasar Akidah, kali ini saya akan menukil pernyataan Imam al-Khatthabi (wafatnya diperselisihkan antara akhir tahun 300-an dan awal 400-an), seorang pakar hadis terkemuka yang menjadi rujukan di masanya hingga kini.

Imam al-Khatthabi berkata:
بيان تلبيس الجهمية في تأسيس بدعهم الكلامية (3/ 41)
أن يعلموا أن صفات الله تعالى لا تؤخذ إلا من كتاب أو من قول رسول الله صلى الله عليه وسلم دون قول أحد من الناس كائنًا من كان علت درجته أو نزلت تقدم زمانه أو تأخر لأنها لا تدرك من طريق القياس والاجتهاد فيكون فيها لقائل مقال ولناظر مجال

"Harus mereka tahu bahwa sifat-sifat Allah tidak boleh diambil kecuali dari al-Qur'an atau sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, BUKAN UCAPAN SATUPUN DARI ORANG-ORANG, SIAPAPUN DIA, TINGGI DERAJATNYA ATAU RENDAH, TERDAHULU MASANYA ATAU TERAKHIR karena sifat-sifat itu tak bisa diketahui dengan cara qiyas atau ijtihad sehingga orang bisa berkata apapun dan berpikir apapun".

Pernyataan tegas Imam al-Khatthabi di atas dinyatakan untuk menanggapi ucapan Imam Abdullah bin Mubarak (181 H), seorang tokoh besar yang kebetulan ada satu pernyataannya aneh bin ajaib. Abdullah bin Mubarak suatu saat pernah ditanyakan apakah Allah punya batasan? lalu beliau mengiyakannya. Pernyataan aneh bin ajaib itu dijadikan dalil oleh beberapa kalangan seolah ia setara al-Qur'an sehingga tak mungkin salah. Itulah yang dikritik oleh Imam Besar Ibnu Sulaiman al-Khattabi, seorang ahli hadis yang sekaligus sangat tahqiq dalam berfatwa. Semoga Allah merahmati keduanya.

Pernyataan Imam besar ini penting sekali diingat ketika wabah fanatisme dalam akidah merajalela. Kata Imam Malik, semua ucapan bisa ditolak kecuali ucapan Rasul.

Semoga bermanfaat.

Abdul Wahab Ahmad
24 Desember pukul 20.01 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.