Salafnya kaum perfeksionis di zaman dulu adalah khawarij. Sifat khawarij itu memang menyebalkan. Ia menginginkan kesempurnaan tapi dibalut dengan kebodohan. Ia berharap orang lain perfeksionis dalam menjalankan agama versinya, tetapi ia tidak berkaca terhadap dirinya yang seringkali gagal paham terhadap teks-teks agama. Ia sulit tenang hidupnya. Selalu memandang orang lain salah dimatanya. Apapun yang dilakukan oleh orang lain. Meski zhahirnya baik. Jangankan Anda, sekelas Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam saja disalahkannya. Katanya Nabi tidak bisa adil dalam pembagian ghanimah ketika itu. Wataknya keras kepala juga songong. Ia sangka sedang berada dalam kebenaran tetapi sebenarnya sedang berada dalam kesesatan pikir dan kebodohan. Ia membaca Al-Qur'an tetapi bacaan itu tidak sampai ke kerongkongannya. Pendek akalnya. Besar buruk sangkanya terhadap saudaranya.
Ia akan terus memerangi ummat Islam. Ia benalu dalam tubuh umat Islam. Ada yang memerangi lewat fisik. Ada pula yang memerangi lewat lisan maupun tulisan. Tajam kepada umat Islam, tetapi tumpul kepada musuh-musuh Allāh yang sebenarnya. Sulit memberikan uzur kepada saudaranya. Sedikit kasih sayangnya kepada saudaranya. Semangat beragamanya yang tinggi, tapi tidak diimbangi dengan penyucian diri. Mencoba ber-amar ma'ruf nahi munkar versinya, tetapi tidak dibarengi dengan ilmu dan hikmah. Hingga lahirlah jiwa-jiwa yang senang menasehati tapi kurang senang dinasihati. Semoga Allāh jauhkan kami dari hal itu. Allāhu a'lam.
Robi Maulana Saifullah
5 jam ·
#Robi Maulana Saifullah