Antara Neo Khowarij dan Neo Murji-ah

Antara Neo Khowarij dan Neo Murji-ah - Kajian Medina
*“Antara Neo Khowârij & Neo Murji-ah”*

Kaum Neo Khowârij (ngISISer) menjadikan 2 perkara untuk mengkâfir-kâfirkan sesama muslim, yaitu:
⑴ mencoblos dalam Pemilu, dan
⑵ berhukum dengan selain hukum الله.

Permasalahan mencoblos dalam Pemilu -yang disebut sebagai "Pesta Demokrasi"- itu adalah berbeda dengan demokrasinya sendiri menurut pandangan para ‘Ulamâ’ Robbani. Demokrasi adalah kekufuran, akan tetapi ikut memilih dalam rangka menempuh mudhorot yang terkecil, maka itu adalah produk ijtihâd. Makanya bisa ditemukan para masyaikh, seperti: Syaikh Muhammad Nâshiruddîn al-Albânî, Syaikh ‘Abdullôh ibn ‘Abdurrohman al-Jibrîn, Syaikh Muhammad ibn Shôlih al-‘Utsaimîn رحمهم الله, Syaikh Shôlih ibn Fawzân al-Fawzân, Syaikh Musthofa al-‘Adawî, Syaikh Shôlih al-Munajjid حفظهم الله, serta para ‘ulamâ’ al-Lajnah ad-Dâ-imah lil-Buhûts wal-Iftâ’ memperbolehkan kaum Muslimîn untuk mencoblos dalam Pemilu.

Sementara kaum Neo Khowârij (ngISISer) malah menempatkan "Syirik Dustur" itu sejajar dengan "Syirik Kubur", bahkan mereka sudah berlebih-lebihan hal "Syirik Dustur" tersebut.

Padahal, berhukum kepada hukum الله itu adalah bagian dari keumuman ‘ibadah yang harus dimurnikan untuk الله. Jadi apabila seorang muslim berusaha memurnikan ‘ibadah untuk الله pada semua aspeknya, persoalan hukum -insya’Allôh- akan mengikuti.

Lucunya, memaksakan kehendak dalam persoalan yang luas ini juga dilakukan oleh kaum Salafiy Maz‘ûm Neo Murji-ah, yaitu para pengekor Dr Robi’ al-Madkholi (Sejatiyyun) dan para pengekor ‘Alî Hasan al-Halabi (GPK Kokohiyyun), di mana sangat kentara ada kemiripan dari pola pikir dan sikap Salafiy Maz‘ûm Neo Murji-ah dengan kaum Neo Khowârij (ngISISer)…

☠ Yaitu mereka sama-sama gemar menjadikan persoalan khilafiyah / ijtihâdiyah sebagai bahan untuk menyesat-nyesatkan bahkan permusuhan dengan sesama muslim…!

Contoh kesamaannya adalah ketika kaum Salafiy Maz‘ûm Neo Murji-ah menjadikan permasalahan ormas, yayasan, da‘wah melalui media radio / televisi, ikut mencoblos dalam Pemilud, unjuk rasa, dan masalah yang seharusnya tidak masalah lagi seperti Qunût Shubuh, atau berbeda pengajian lalu memvonis orang yang berbeda dengan mereka berarti BEDA MANHAJ, dus bukan Salafiy, sehingga dianggap sebagai ahlu bid‘ah yang sesat-menyesatkan.

Sementara di sisi yang lain, kaum Neo Khowârij (ngISISer) begitu ngotot menjadikan mengingkari "Syirik Dustur" lebih penting daripada mengingkari "Syirik Kubur", sehingga ikut mencoblos di dalam Pemilu itu adalah sangat sesat bahkan kâfir, padahal persoalan tentang ikut mencoblos atau tidak itu para ‘ulamâ’ sudah berbeda pendapat.

Lucunya lagi, walau antara kaum Neo Khowârij dengan Neo Murji-ah ini mempunyai perbedaan sangat mendasar dalam îmân, di mana Neo Khowarij sangat berlebih-lebihan dalam hal îmân, sedangkan Neo Murji-ah sangat berkekurangan dalam hal îmân, namun ada hal yang unik, yaitu: walau baik Neo Khowârij maupun Neo Murji-ah sama-sama menolak mencoblos dalam Pemilu dengan alasan demokrasi itu adalah sistem yang kufur, akan kaum Salafiy Maz‘ûm Neo Murji-ah menjadikan penguasa (walau sejahat apapun!) yang terpilih dari produk proses demokrasi itu sebagai ulil-amri secara syar‘i yang kemudian mereka lekatkan segala dalîl tentang ulil amri, kemudian berikan keta'atan tanpa reserve. Bahkan sampai memvonis orang yang tak mengulilamrikan, apalagi berani mengkritik, sebagai bughôt (pemberontak), keluar dari jamâ‘âh kaum Muslimîn.

❗ Intinya mereka sama saja, yaitu menjadikan persoalan yang diperselisihkan ‘ulamâ’ sebagai bahan untuk saling menyesatkan dan bermusuhan!

❓ Apabila ditanya mana yang lebih buruk antara Neo Khowârij dengan Neo Murji-ah?

⇨ Maka akan kita jawab bahwa walau keduanya sangat buruk, di mana Neo Khowârij berlebih-lebihan dalam perkara îmân hingga meremehkan nyawa, sementara Neo Murji-ah itu meremehkan perkara îmân – padahal îmân itu perkara yang paling penting – di mana apabila perkara îmân saja diremehkan, maka apalagi perkara nyawa…?

Makanya Neo Murji-ah itu dikatakan oleh sebagian ‘ulamâ’ sebagai ber‘aqîdah mutant hybrid abominasi "murji-ah ma‘al hukkâm, khowârij ma‘ad du‘ât".

Semoga dapat memahami kenapa kaum Neo Murji-ah ini betul-betul harus dijauhi bahkan diberantas.

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Arsyad Syahrial
12 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.