Sikap Ta'ashshub Menutup Mata Dari Cahaya Kebenaran

Sikap Ta'ashshub Menutup Mata Dari Cahaya Kebenaran - Kajian Medina
SIKAP TA'ASHSHUB MENUTUP MATA SESEORANG DARI CAHAYA KEBENARAN

Dalam kitab Al-Khilaf Anwa'uhu wa Dhawabithuhu wa Kayfiyyatu At-Ta'amul Ma'ahu dikatakan, salah satu khilaf yang tercela adalah khilaf yang melahirkan permusuhan dan perpecahan, dan itu biasanya karena motivasi pihak-pihak yang berbeda pendapat bukanlah untuk meraih kebenaran (al-wushul ilal haq) dari manapun datangnya kebenaran tersebut, namun lebih untuk memenuhi hasrat hawa nafsunya dan sikap fanatisme butanya (ta'ashshub) kepada kelompok.

Orang yang jujur dalam kajiannya, dalam penelitiannya, sekaligus punya kemampuan ilmiah untuk meneliti, akan mudah baginya untuk rujuk pada kebenaran, meskipun kebenaran itu awalnya berada di pihak lawan diskusinya. Sebaliknya, pihak yang tak ingin mencapai kebenaran, dan hanya ingin memenangkan kelompoknya atas yang lain, akan sulit baginya untuk rujuk pada kebenaran. Baginya, kebenaran mutlak adalah pendapat kelompoknya, dan ia tak akan pernah meninggalkan pendapat tersebut, meski jelas terlihat kesalahan dan kelemahannya.

Sikap seperti ini tak layak dipertahankan oleh seorang thalibul 'ilmi. Kebenaran adalah kebenaran, dari manapun datangnya. Dan kesalahan adalah kesalahan, meski itu berasal dari orang yang kita cintai dan kagumi.

Karena itu, Imam Asy-Syafi'i, meski sangat menghormati guru beliau, Imam Malik, tetap saja beliau berani mengkritik pendapat Imam Malik yang dianggap keliru. Demikian juga, Imam Ahmad begitu memuji kualitas pribadi dan ilmu Asy-Syafi'i, namun beliau tak bersikap ta'ashshub pada Asy-Syafi'i. Jika pendapat Asy-Syafi'i terlihat keliru, beliau tak akan mengikutinya.

Demikianlah teladan para aimmah salaf, dan demikianlah harusnya kita bersikap.

Wallahu a'lam.

~ Muhammad Abduh Negara ~

Muhammad Abduh Negara II
24 November pukul 08.21 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.