Seleksi Ustadz

Seleksi Ustadz - Kajian Medina
SELEKSI USTADZ

Kemarin, kami mendapat kiriman rekaman video seorang ustadz x dari seorang teman via instagram. Dalam videonya, beliau menyatakan : [ bahwa masyarakat yang menolak dakwah salaf, adalah “masyarakat bid’ah”]. Mendengar ungkapan seperti ini, saya hanya bisa mengelus dada sambil tepok jidat. Sejak kapan benda bisa disifati dengan hukum bid’ah secara istilah ?! bukankah yang bisa disifati dengannya hanyalah amaliah ibadah saja, baik berupa ucapan ataupun perbuatan ? di kitab apa dan dari imam siapa beliau mendapatkan hal itu ?! wallahu a’lam.(video sengaja tidak kami publish).

Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana jadinya jika pernyataan semacam ini sampai ke telinga masyarakat dakwahnya ? sudah barang tentu mereka akan semakin jauh dan membenci Islam (baca : dakwah salaf). Bukan disebabkan Islam itu buruk, tapi karena keburukan tingkah laku orang-orang yang membawanya. Menyaksikan kenyataan seperti ini, pantaslah kalau jama’ah pengajiannya juga memilki karakter “keras” mewarisi apa yang ada para gurunya. Saya semakin percaya dengan ucapan para ahli hikmah, “bahwa kondisi murid, akan sangat dipengaruhi oleh gurunya.”

Sebenarnya, teladan yang baik dalam menghadapi masyarakat yang belum mau menerima dakwah, telah ada pada diri Nabi kita Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Yaitu dengan bersabar dan tetap mendo’akan mereka dengan kebaikan dan hidayah. Sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud –radhiallahu ‘anhu- belia berkata :

كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْكِي نَبِيًّا مِنَ الْأَنْبِيَاءِ ضَرَبَهُ قَوْمُهُ، وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ، وَيَقُولُ: «رَبِّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ»

“Seolah aku melihat kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sedang menghikayatkan seorang nabi dari para nabi yang dipukul oleh kaumnya dalam kondisi dia mengusap darah dari wajahnya sembari menyatakan : “Wahai Tuhanku, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka dalam kondisi belum tahu.”[HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Do’a di atas juga pernah diucapkan oleh Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Ibnul Qayyim –rahimahullah- menyatakan dalam kitab “Idatush Shabirin” :

فتضمنت هذه الدعوة العفو عنهم والدعاء لهم والاعتذار عنهم والاستعطاف بقوله لقومى

“Maka dakwah ini mengandung sifat untuk memaafkan mereka, mendo’akan kebaikan bagi mereka, memberi udzur untuk mereka, serta mengasihi mereka dengan ucapan “kaumku”.”

Ini baru satu contoh, keganjilan pemikiran dan fatwa ‘nyleneh’ yang lain mungkin saja masih ada. Kami hanya heran, kok bisa-bisanya da’i semacam ini bebas berkeliaran mengajar kemana-mana. Apa tidak ada da’i lain yang bisa menjadi pilihan. Karena jika dibiarkan, khawatir kerusakannya lebih besar dari manfaat yang akan terwujud.

Sssst,...tapi kami dapat kabar dari teman, katanya beliau saat ini termasuk salah satu daftar ustadz yang telah diberhentikan (tidak boleh untuk mengajar lagi) oleh ustadz senior, agar fokus belajar dulu.semoga berita ini benar adanya. Dan keputusan ustadz senior tersebut sangat perlu diapresiasi sebagai langkah untuk menjaga dakwah yang mulia ini. Kalau boleh usul, mungkin bisa diperluas lagi, karena mungkin da’i-da’i yang semacam ini masih ada.

Ingat ! jangan sembarangan mencari guru, “ karena imu itu agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian !” Demikian kata imam Ibnu Mubarak.

Karanganyar, 1 Rabi’ul Awwal 1440 H
Abdullah Al Jirani

Abdullah Al Jirani
9 November pukul 08.19 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.