Munafiq Sejati

Munafiq Sejati - Kajian Medina
*“Munâfiq Sejati”*

Banyak dari orang Islâm tahunya orang munâfiq itu adalah orang yang:
✗ kalau berbicara ia suka berdusta,
✗ kalau berjanji ia suka ingkar,
✗ kalau diberi amanah ia suka berkhianat, dan
✗ kalau berselisih ia suka fajir (jahat).

Memang benar, itu adalah ciri-ciri shifat nifâq a‘malî.

Maksudnya?

Orang yang shifat nifâqnya di ‘amalannya saja, di mana itu adalah berdasarkan apa yang diterangkan oleh Baginda Rosûlullôh ﷺ.

📌 Kata Baginda Nabî ﷺ:

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

(arti) _“Ada empat tanda yang apabila seseorang memiliki keempat tanda ini, maka ia disebut "Munâfiq Sejati". Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunâfiqkan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: ⑴ jika diberi amanah, khianat, ⑵ jika berbicara, dusta, ⑶ jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi, ⑷ jika berselisih, ia akan berbuat fajir.”_ [HR al-Bukhôrî no 34, 2459, 3178; Muslim no 58; Abû Dâwud no 4688; at-Tirmidzî ni 2632; an-Nasâ-î no 5020; Ahmad no 6479].

⇨ Kata Baginda Nabî, apabila keempat shifat nifâq itu berkumpul pada diri seseorang -maksudnya orang itu memperlihatkan keempat shifat itu di kesehariannya- maka artinya ia adalah seorang "Munâfiq Sejati"…!

Nah ini yang sangat-sangat berbahaya, karena "Munâfiq Sejati" itu adalah seburuk-buruknya makhluq di muka Bumi ini, bahkan lebih buruk daripada orang kuffâr.

Perhatikan…!

📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

(arti) _“Sungguh-sungguh orang-orang munâfiq itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka!”_ [QS an-Nisâ’ (4) ayat 145].

Amat sangat mengerikan sekali, bukan…???

Kata Shohâbat ‘Abdullôh ibn Mas‘ûd, tempat terburuk di Neraka itu adalah posisi tempat paling bawah, dan itu adalah dikhususkan bagi orang-orang "Munâfiq Sejati", di mana orang-orang "Munâfiq Sejati" itu ditempatkan di Neraka paling bawah itu lalu ditutup rapat-rapat takkan dibuka lagi untuk selama-lamanya. [lihat: Tafsîr ath-Thobarî V/217].

Namun, "Munâfiq Sejati" itu bukanlah hanya apabila terkumpulnya shifat tukang bohong, tukang ingkar janji, tukang khianat, dan suka jahat jika berselisih pada diri seseorang…

Akan tetapi "Munâfiq Sejati" itu sesungguhnya adalah orang-orang yang bisa jadi tidak memperlihatkan tanda-tanda tersebut di atas…!

Namun:
☠ dia mendustakan Baginda Rosûlullôh ﷺ,
☠ dia mendustakan sebagian dari ajaran Baginda Rosûlullôh ﷺ,
☠ dia benci kepada Baginda Rosûlullôh ﷺ,
☠ dia benci pada sebagian dari ajaran Baginda Rosûlullôh ﷺ,
☠ dia senang melihat agama Baginda Rosûlullôh ﷺ kalah atau direndahkan,
☠ dia tidak senang melihat agama Baginda Rosûlullôh ﷺ menang atau dimuliakan.

Itulah shifat-shifat dari "Munâfiq Sejati" atau di dalam terminologi syari‘at disebut sebagai "Munâfiq I‘tiqodî".

Shifat nifâq i‘tiqodî itu tersembunyi dalam hati sanubari seseorang – di mana bisa jadi orang "Munâfiq Sejati" / "Munâfiq I‘tiqodî" terlihat bukan seorang pendusta, bukan pengkhianat, bukan tukang ingkar janji, dan tidak pula jahat…

Seorang muslim yang memiliki salah satu shifat nifâq a‘malî –insyâ’Allôh– akan diampuni oleh الله Subhânahu wa Ta‘âlâ.

Namun, seorang "Munâfiq Sejati" yang mengaku-ngaku muslim, padahal di dalam hati sanubarinya memiliki shifat nifâq i‘tiqodî, apabila ia tidak bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka ia tidak akan diampuni dan tidak akan disucikan, dan selama-lamanya di kerak Neraka Jahannam…!

Sayangnya, banyak orang yang mengaku sebagai "muslim" saat ini yang tidak sadar bahwa ia sudah menjadi "Munâfiq Sejati" yang menunjukkan shifat nifâq i‘tiqodî…

Bagaimana bisa…?

Iya, karena ia dengan begitu bangga:
🔥 membela dan menggadang-gadang si kâfir penista Kitâbullôh,
🔥 menganggap perbuatan menista Kitâbullôh itu bukanlah hal besar,
🔥 bahkan kini ikut mempromosikan si kâfir penista Kitâbullôh itu…!

اَللهُ الْمُسْتعَانُ

⚠️ Padahal, jikalau mau meluangkan waktu untuk membaca satu ayat saja di dalam al-Qur-ân, yaitu QS an-Nisâ’ (4) ayat 144…

📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا

(arti) _“Wahai orang-orang mu’min, janganlah kamu menjadikan orang-orang kâfir menjadi auliyâ’ dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allôh (untuk menyiksamu)?”_

Maka sangat jelas bahwa ayat suci tersebut menjadi pendahuluan dari QS an-Nisâ’ (4) ayat 145 di atas…

❗ Bahwa orang-orang "Munâfiq Sejati" itulah oknum-oknum yang akan disiksa dengan siksaan terberat untuk selama-lamanya, abadi di kerak Neraka Jahannam.

❤ Kita berdo'a:

اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ النِّفَاقِ وَعَمَلِي مِنَ الرِّيَاءِ وَلِسَانِي مِنَ الْكَذِبِ وَعَيْنِي مِنَ الْخِيَانَةِ
{allôhumma thohhir qolbî minâl-nifâqi wa ‘amalî minâr-riyâ’i wa lisânî minâl-kadzibi wa ‘aynî minâl-khiyânati}

(arti) "Wahai Allôh, bersihkanlah hati-sanubariku dari nifâq, dan (bersihkanlah) ‘amalku dari riyâ’, dan (bersihkanlah) lisanku dari dusta, dan (bersihkanlah) mataku dari pengkhianatan."

Arsyad Syahrial
9 November pukul 08.37 · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.