Namanya kajian itu, harusnya membawa kita lebih deket kepada Allah. Nah, yang deket ke Allah itu, semestinya lebih lembut dan lebih peduli saudaranya
Menghilangkan prasangka pada yang sudah sama-sama ngaji, menoleransi yang belum ngaji, dan menghargai mereka yang sudah ngaji mesti beda kajian
Tapi kalau kamu udah ngaji, malah egonya nambah, malah yang lain dianggap pasti salah dan kamu bener sendiri, jadi pertanyaan ngajimu itu manfaat atau mudharat?
Tiap selain kajianmu kamu bilang syubhat menyambar-nyambar, selain kajianmu bid'ah, sesat, neraka. Ngaji kok malah pinter masukin orang ke neraka?
Ngaji itu nggak harus buat semuanya batikan, nggak juga harus buat semuanya jubahan, nggak mesti semuanya juga kaosan. Asal taat, asal sesuai syariat
Sebelum ngaji mau ngumpul sama temennya, nge-riding bareng, hiking bareng. Sudah pengajian malah gak mau lagi diajak-ajak, alasannya beda manhaj
Lha kok ngaji bikin keras hati, nggak menghargai orang lain, kalau ngomong harus nyakitin orang lain, supaya dia dianggap sudah sunnah, sudah salaf
Belum-belum diskusi sudah nge-judge, dan kalau nge-judge seluruh dunia mesti tau. Selain kelompoknya, nggak ada yang selamat dari lisan dan tulisannya
Dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah itu pas kita baca harusnya buat koreksi diri sendiri dulu, bukan dipakai untuk nunjuk orang lain, untuk menyudutkan yang lain
Kajian itu mestinya buat kita lebih tenang dan bisa lebih baik dengan orang lain, buat kita lebih manfaat bagi yang lain, buat kita lebih nyaman dan ramah
Kalau kajian malah buat kita merasa paling pinter, merasa paling bener, adab minus, semua kita tahdzir, selain kita nggak ada sunnah, sudah saatnya #2019GantiPengajian
#felixsiauw #yukngaji #sunnah #salaf #dakwah #pengingat
NB: ini cuma buat pengingat diri, reminder bagi saya, ambillah yang baik, yang nggak tinggalkan, unfollow juga boleh kalau nggak suka, ketimbang jadi penyakit hati
Ustadz Felix Siauw7 - 11 - 2018 pukul 06.38 ·
#Ustadz Felix Siauw