Hari kelahiran Nabi bukanlah seperti hari-hari biasanya. Di mana Nabi memperlakukan hari tersebut tidak sama seperti memperlakukan hari-hari lainnya. Ketika Nabi ditanya tentang puasa di hari Senin, beliau menjawab bahwa dihari itu aku dilahirkan. Maka, dari hadits ini dapat dipahami bahwa hari Senin memiliki posisi khusus karena Nabi berpuasa tadi.
Peringatan Maulid Nabi secara umum itu untuk mengingat Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam.
Maka kita tanya, bagaimana bentuk engkau mengadakan Maulid? Jika bentuknya untuk mengingat hari lahirnya beliau dengan mempelajari Sirah (perjalanan hidupnya) atau hari-harinya, atau dalam rangka menyebarkan ajaran yang dibawanya, atau untuk mengajak selain orang Islam untuk menuju agamanya (agama Nabi), maka lakukanlah bentuk maulid seperti ini. Adapun jika sebaliknya engkau mengadakan sesuatu yang membuat Nabimu kecewa (kemaksiatan/kemungkaran), maka tentu tak boleh engkau melakukan maulid dengan apa-apa yang Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam benci.
______
Nb: Saya tahu akan ada yang membantah atau tak sepakat. Yang tidak sepakat tidak perlu ditanggapi. Sebab sudah capek juga kalau dari awal Anda memahaminya berbeda. Allāhumma shalli wa sallim' alā sayyidinā Muhammad.
Robi Maulana Saifullah
14 jam ·
#Robi Maulana Saifullah