Sejak 10 tahun lebih yang lalu, saya sering mendengar kisah-kisah semacam ini. Karena saya pun termasuk yang pernah mengalaminya namun syukurnya tidak terlalu berlebihan sikapnya seperti sampai bersitegang dengan keluarga atau lainnya. Semoga di tahun ini kisah-kisah seperti itu bisa berkurang.
Ada orang, entah sedikit atau banyak hanya Allāh yang tahu, sejak TK, SD, SMP, dan SMA atau bahkan sampai duduk di bangku kuliah tak pernah mondok atau tak pernah belajar agama. Sekalipun belajar agama mungkin hanya selintas saja. Akhirnya ketika dewasa hijrah. Sedang haus-hausnya belajar agama, akhirnya tak sadar bersikap ghuluw. Akhirnya pukul rata semua orang disalahkannya. Semua amaliah orang yang tak sama dipukul rata bid'ah, sesat, atau menyimpang semua.
Sementara para santri, para kyai, dan orang-orang yang sudah belajar sejak dulu hanya tersenyum bahkan sebagiannya menertawakan sikap orang tersebut yang sedang semangatnya hijrah tapi kebablasan. Hijrahlah dengan baik. Tak semua yang engkau dapatkan harus dipaksakan kepada orang lain. Tak semua yang engkau anggap beda darimu itu sesat semua. Barangkali engkaulah yang harus dididik kembali agar semakin lapang dadamu.
Di dalam agama ini tak ada paksaan. Orang mau masuk Islam silakan. Tidak pun tak apa-apa. Apalagi dalam bermazhab fiqh atau aqidah. Tak ada paksaan. Sebab sikap-sikap itu hanya akan melahirkan kegaduhan yang tak seharusnya terjadi.
Robi Maulana Saifullah
5 November pukul 17.24 ·
#Robi Maulana Saifullah
