Sekiranya 3 tokoh anti G30S/PKI sudah mengenal kajian GPK Kokohiyyun, maka mungkin akan terjadi percakapan berikut di Makostrad antara Mayjen Soeharto (Pangkostrad), Brigjen Umar Wirahadikusumah (Pangdam Jaya), dan Kol Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD)
**1 Oktober 1965**
Mayjen Soeharto: Ya akhy Umar dan akhy Sarwo, telah terjadi pembunuhan dan penculikan terhadap jendral-jendral Angkatan Darat yang ditenggarai dilakukan oleh oknum pasukan Tjakrabirawa pimpinan Letkol Untung Syamsuri yang terindikasi bekerja sama dengan komponen PKI.
Di antara jendral-jendral yang dibunuh dan diculik antara lain adalah Menpangad Letjen Ahmad Yani, Deputi Menpangad Mayjen S Parman, Deputi Mengpangad Mayjen MT Haryono, Deputi Menpangad Mayjen Suprapto, dll.
Saya sudah melaporkannya ke Bapak di Istana, tetapi beliau sendiri tampak biasa-biasa saja, dan tidak ada perintah apapun dari Bapak.
Brigjen Umar: Antum dapat berita dari mana, Akhy?
Menakut-nakuti dengan kabar PKI itu adalah berita dari Syaithôn! Apa antum sudah tabayyun?
Lagi pula, kalau mereka salah bunuh jendral-jendral itu, maka mereka pasti sudah berijtihad, dan mudah-mudahan Allôh mengampuni mereka. Bukankah kalau para ‘ulamâ’ berijtihad itu walau salah tetap dapat 1 pahala?
Kalaupun berita itu benar akhi, walaupun Letkol Untung Syamsuri merebut RRI, dan mengabolisi pangkat di atas Letkol, kita harus tetap bersabar saja, akhi. Karena ini memang sudah taqdir yang tertulis di Lauhul-Mahfuz. Adapun sekiranya pangkat kita dijadikan Letkol semua, maka itu juga tidak apa-apa, karena masih berapa ribu kitab-kitab ‘ulamâ’ yang belum dibahas?
Adapun kalau kelak Aidit jadi Presiden dan Letkol Untung Syamsuri jadi Panglima Angkatan Bersenjata, dan ideologi negara kita berubah jadi Komunis, maka itu sudah ditulis dalam taqdir negara ini. Kita harôm marah terhadap kekejaman PKI, karena itu sudah diberitakan di dalam al-Qur-ân.
Adapun pergerakkan pasukan-pasukan liar dari Yon 454 Banteng Raiders Kodam Diponegoro, Yon 530 Para Kodam Brawijaya, maupun Tjakrabirawa pimpinan Letkol Untung Syamsuri di wilayah saya, kita bersabar saja akhy, sambil bantu do'a semoga mereka diberikan hidayah seperti dulu Baginda Nabî mendo'akan hidayah bagi 2 Umar.
Kolonel Sarwo Edhie: Na‘am akhi, jangan sampai kita bertindak gegabah dan nantinya kita akan terjerumus bughôt yang menjadi ciri khas golongan anjing-anjinge Neraka Khowârij. Apalagi Bapak itu masih menunjukkan tanda-tanda keislâman, masih sholât, dan juga masih menjadi pemimpin negara ini yang sah.
Adapun di masa depan negara ini berideologi Komunis dan di sekolah-sekolah dari TK sampai SMA terpasang foto-foto Karl Marx, Lenin, Stalin, Mao, Zhou Enlai, Aidit, Fidel Castro, Che Guevarra, dll, lalu anak cucu kita mempelajari Ideologi mereka, dan setiap pagi menyanyikan lagu "The Internationale" itu sudah menjadi bagian dari ketetapan taqdir negara ini yang tertulis di Lauhul-Mahfuz.
Mayjen Soeharto: Baiklah kalau begitu, akhy Umar dan akhy Sarwo… pertemuan ini kita sudahi saja sampai di sini. Mari kita mengurusi tugas kita masing-masing dan sibukkan diri kita dengan kajian ‘ilmu, ada berapa ribu kitâb ‘ulamâ’ yang belum kita baca?
Kita harus syukuri nikmat aman ini. Yang penting keluarga kita aman dan diri kita aman. Anak kita aman sekolah. Istri kita aman ke pasar dan kita bisa pergi dan pulang bekerja dengan aman.
Saya akan mengurusi Kostrad menjadi 3 Divisi dan melatih pasukan agar selalu siap tempur.
Brigjen Umar: Saya juga akhy, akan merestrukrisasi Kodam Jaya.
Kol Sarwo Edhie : Saya juga akan kembali ke Cijantung, melatih anak-anak agar lebih profesional dan siap tempur. Saya akan melatih penerjunan, dopper, stelling, diving lebih keras lagi.
Mayjen Soeharto: Baik akhy Umar dan akhy Sarwo, kita sudahi pertemuan ini.
Brigjen Umar & Kol Sarwo Edhie: Siap Jenderal, segera kembali ke markas.
Lantas bubarlah mereka menuju kendaraan masing-masing dan kembali ke markas mereka.
***end of copas***
Alhamdulillâh mendiang Pak Harto, Pak Umar, dan Pak Sarwo Edhi tidak ada yang ngaji sama ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun. Jadi percakapan di atas tetap imajiner.
Perdana Akhmad,S.Psi
2 Oktober pukul 11.05 ·
#Perdana Ahmad Lakoni