______
Berlaku di masyarakat Indonesia khususnya ketika mengiringi jenazah mereka berzikir dengan suara yang agak keras, hingga terdengar oleh jamaah yang ada. Apakah hal yang demikian itu bid’ah dan tidak ada dasarnya?
Ternyata hal yang demikian telah dilakukan oleh generasi salaf, yaitu zaman para sahabat, berikut kutipannya:
Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dengan sanad yang shahih:
أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ شَهِدَ جِنَازَةَ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ قَالَ فَأَظْهَرُوا الِاسْتِغْفَارَ فَلَمْ يُنْكِرْ ذَلِكَ أَنَسٌ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا خَالِدٌ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ
_______
“Telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Khalid dari Ibnu Sirin bahwa Anas bin Malik menghadiri jenazah seorang laki-laki Anshar, kemudian orang-orang membaca istighfar dengan suara keras, namun Anas tidak mengingkari hal tersebut”.
______
Catatan Sahabat :
Dalam hadits di atas, sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhu tidak mengingkari orang-orang yang membaca istighfar dengan suara keras di hadapan jenazah. Padahal bacaan istighfar dengan suara keras dihadapan jenazah belum pernah dilakukan pada masa Nabi ﷺ, dan apa yang di lakukan oleh sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhu , sangat bertolak belakang dengan tradisi Wahabi yang hobi memvonis segala sesuatu yang tidak dilakukan di masa nabi Muhammad ﷺ , akan mereka vonis sebagai bid’ah, sesat dan masuk neraka.
Semoga kita diberi pemahaman ilmu agama sesuai pemahaman dan petunjuk para Sahabat Nabi Muhammad ﷺ , bukan pemahaman radikal yang menyesatkan.
وربنا الرحمن المستعان ….
👤. Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👤. Salafy Taubat.
Salafy Taubat
2 Oktober pukul 08.35 ·
#Salafy Taubat