Lagi-lagi ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun itu unjuk kebodohan mereka. Kali ini menurutnya demo adalah "cara penjajah".
Jadi kalau al-Qur-ân dinista.
Jadi kalau adzan dilecehkan.
Jadi kalau kalimat Tauhîd dibakar.
Maka apa solusinya dari GPK Kokohiyyun itu apa?
Apakah cukup "kembali ke majlis ‘ilmu karena masih berapa ribu kitâb ‘ulamâ’ yang belum dibaca"…???
Sungguh suatu kebodohan yang nyata…!
Maka kita tanyakan kepada ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun itu: keluarnya Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم dari Madînah menuju medan Badr beserta dengan sekitar 313 orang Shohâbat di awal Romadhôn tahun 2 Hijriyah itu untuk apa?
Apakah Madînah diserang? → Tidak.
Apakah ketika itu Nabî dan para Shohâbat terancam? → Tidak.
Apakah Nabî bisa mengadakan kajian dan ber‘ibadah dengan tenang? → Bisa, bahkan ketika itu pertama kali pula puasa Romadhôn disyari‘atkan.
❓ Apakah ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun itu sudah merasa dirinya lebih baik dari Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم dan para Shohâbat رضي الله عنهم?
نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ ذَلِكَ
Atau berani mengatakan bahwa tidak ada jihâd yang syar‘i saat ini?
Padahal pendapat konyol tersebut jelas dibantah dengan hadîts-hadîts shohîh yang begitu banyak tentang Tho-ifah al-Manshuroh.
Apakah mereka tak tahu bahwa berjihâd itu tak selalu dengan menggunakan tangan (senjata), tetapi juga dengan perkataan lisan?
📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:
جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ
(arti) _“Berjihâdlah kalian melawan orang-orang Musyrik dengan harta benda kalian, dengan jiwa kalian, dan dengan lisan kalian.”_ [HR Abû Dâwud no 2504; an-Nasâ-î no 3096; Ahmad no 11798, 12097, 13146; ad-Dârimî no 2475].
Maka apakah ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun tersebut tidak takut dengan ancaman Baginda Rosûlullôh ini?
📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:
مَا تَرَكَ قَوْمٌ الجِهَادَ إِلَّاعَمَّهُمُ اللهُ بِالْعَذَابِ
(arti) _“Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihâd melainkan Allôh akan meratakan adzab terhadap mereka.”_ [HR ath-Thobrôni, al-Mu’jam al-Awsath no 3851].
Sungguh ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun membuktikan kebenaran firman-Nya bahwa memang banyak orang-orang yang sepertinya ber‘ilmu, karena sekolah tinggi agama di TimTeng, bahkan bermulazamah kepada masyaikh bertahun-tahun…
☠ Tetapi akalnya rusak, hati nuraninya bengkok, sedangkan ghirôhnya nol.
📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
(arti) _“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurôt, kemudian mereka tiada meng‘amalkannya, adalah seperti keledai yang membawa kitâb-kitâb yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allôh itu, dan Allôh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zhôlim.”_ [QS al-Jumu‘ah (62) ayat 5].
Semoga الله jauhkan Ummat Islâm dari da‘i-da‘i penyesat yang malah menjauhkan Ummat Islâm dari kebenaran.
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ
Arsyad Syahrial
28 Oktober pukul 10.30 ·
#Arsyad Syahrial