Ibnu Taimiyyah dan Maulid Nabi

Ibnu Taimiyyah dan Maulid Nabi - Kajian Medina
Ibnu Taimiyyah dan Maulid Nabi

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- (Wafat : 728 H)berpendapat, bahwa peringatan Maulid Nabi bukan termasuk perkara yang disyari’atkan. Akan tetapi, beliau punya pandangan, wawasan serta sikap yang proporsional (baik dan adil) tentang masalah ini. Beliau –rahimahullah- berkata :

فتعظيم المولد، واتخاذه موسمًا، قد يفعله بعض الناس، ويكون له فيه أجر عظيم لحسن قصده، وتعظيمه لرسول الله صلى الله عليه وسلم كما قدمته لك أنه يحسن من بعض الناس، ما يستقبح من المؤمن المسدد

“Maka mengagungkan maulid (nabi) dan menjadikannya sebagai hari raya/hari besar, terkadang dilakukan oleh sebagian manusia. Maka dia akan mendapatkan pahala yang besar di dalamnya karena kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sebagaimana telah aku kemukakan/jelaskan hal itu kepada anda, sesungguhnya (ada suatu perkara) yang (dianggap) baik dari sebagian manusia, yang mana hal itu dianggap jelek dari mukmin yang lurus.”[Iqtidha’ Ash-Shirathil Mustaqim : 2/126]

Masalah peringatan maulid nabi, bukanlah termasuk perkara ushul agama, dimana seorang yang melakukannya berhak untuk divonis sesat dan keluar dari lingkup Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Akan tetapi termasuk masalah furu’ (cabang) agama serta masuk ranah khilafiyyah ijtihadiyyah yang bersifat dzonni (spekulatif), bukan qath’i (pasti). Bisa jadi menurut sebagian ulama’ jelek, namun menurut ulama’ yang lain baik atau minimal mubah (boleh).

Oleh karena itu, saya pribadi walaupun tidak mengamalkannya, tapi saya berlapang dada kepada mereka yang tidak sependapat dengan saya. Persatuan dan kecintaan diantara orang-orang yang beriman tidak pantas diporak-porandakan hanya karena masalah yang seperti ini. Persamaan kita dalam keimanan dan keislaman, jauh lebih besar dan lebih kuat berlipat-lipat. Karena tidak ada sesuatu yang lebih agung dan lebih besar dari Iman dan Islam itu sendiri. Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu BERSAUDARA.”

Sejauh manakah kita telah meneladani sikap dan hikmah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ?

Surakarta, 4 Safar 1440 H
Abdullah Al-Jirani

#bersamaulama#meneladaniibnutaimiyyah#hikmahdalamdakwah#proporsionalituwajib#tolaksifatghuluwdalamberagama
#tolaksedekahlaut
#tolakkesyirikan
#tauhidhargamati



Abdullah Al Jirani
13 Oktober pukul 07.00 ·

Sumber : https://web.facebook.com/abdullah.aljirani.37

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.