Teringat beberapa tahun silam dalam sebuah majlis, seorang peserte memberikan pesan kepada pemateri, yang intinya agar pemateri tidak memberikan banyak ta'liq atau syarh (penjelasan) yang panjang, karena si peserta ini ingin sekali bisa mengkhatamkan kitab yang sedang dibaca dalam majlis sama' tersebut, sesuai dengan jadwal atau kalau bisa lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan.
Jelas saja, hal tersebut membuat wajah pemateri memerah dan kemudian untuk tidak memberikan ta'liq dan syarh. Sebuah kerugian yang besar bagi para peserta yang lain, disebabkan, walaupun yang digelar merupakan majlis sama', tetap ta'liq dan syarh (walaupun singkat) jelas sangat memberikan faidah yang begitu besar.
Pada sesi berikutnya, sang pemateri memberikan wejangan dan menasihati seluruh peserta berkaitan dengan pentingnya adab sebelum ilmu. Pentingnya menjaga adab sebagai penuntut ilmu, dan pentingnya menjaga adab terhadap ilmu dan para Ulama.
Setelah melihat gambar berikut, Saya tidak dapat membayangkan, apa yang diajarkan sebagian Asatidzah zaman sekarang, sehingga seseorang yang bukan peserta kajian berani menampilkan keburukan adabnya, walaupun hanya melalui selembar kertas. Ia mengakui bahwa sang pemateri merupakan orang berilmu, mengapa ia tidak duduk dan menyimaknya? Alih-alih menundukkan hati dan kepala di hadapan orang berilmu, ia malah mengusir orang berilmu disebabkan ia akan duduk di hadapan majlis gurunya.
Pun, kalau mau memprotes, harusnya ia berikan protes tersebut kepada panitia atau pihak DKM yang telah mengizinkan pemateri untuk mengadakan majlis yang berbenturan dengan jadwal kelompoknya.
Disebabkan ia telah mengkotakkan Islam, maka ia anggap orang berilmu yang di luar kelompoknya tidak layak untuk berbicara, tidak layak untuk diambil ilmunya, tidak layak untuk duduk di hadapannya. Padahal, sangat mungkin ilmunya tidak lebih besar daripada kotoran yang menempel di ujung kukunya sang pemateri, yang ia minta untuk menghentikan ceramahnya itu.
Adab, barang langka yang hilang, bahkan di tengah-tengah orang yang katanya mengaji, adab telah menguap, dan semakin keras hati bersikap terhadap "lawan" dianggap sebagai sebuah kebenaran.
- Dalam penantian delay pesawat menuju Lubuk Linggau, Kamis 6 Sept 18, Soetta, Cgk
- Laili Al-Fadhli -
Laili Al-Fadhli
19 jam ·
#Laili Al-Fadhli