Debat Kitab Akidah

Debat Kitab Akidah - Kajian Medina
DEBAT KITAB AKIDAH
by Hidayat Nur

Dipihak Asy'ariyah, Maturidiyah dan sebagian Hanabilah [Atsariyyah] [Disingkat menjadi Aswaja], ada beberapa kitab kontemporer yang bagus yang sangat recommended sebagai rujukan akidah sifat. 

Diantaranya:

1. Al-Qaulut Tamam bi Itsbat Tafwidh Madzhaban lis-Salaf karangan Syaikh Saif bin Ali al-Ashri [Mantan Salafi]

2. At-Tajsim wal Mujassimah karangan Syaikh Abdul Fattah Qudais al-Yafi'i [Mantan Salafi]

3. Ahlussunnah al-Asya'irah karangan Syaikh Fauzi al-Anjari dan Syaikh Hamad as-Sinan. [Kitab ini cocok untuk pengkaji pemula dalam memahami debat akidah sifat]

4. As-Sadah al-Hanabilah wa Ikhtilafuhum Ma'as-Salafiyyah al-Mu'ashirah karangan Syaikh Musthofa Hamdu Ulayyan al-Hanbali [Hanbali/Atsari]. 

5. Ash-Shifat al-Khabariyyah 'Inda Ahlissunnah wal Jama'ah karangan  Syaikh Muhammad Ayyasy al-Kubaisi.  

Dipihak Salafi, ada beberapa kitab sanggahan terhadap beberapa kitab di atas yang menurut saya terbaik dan lengkap jika dibandingkan dengan kitab-kitab bantahan [rudud] yang ada.

Diantaranya:

1. Al-Asya'irah fi Mizan Ahlussunnah karangan Syaikh Faishal al-Jasim. [Jawaban kitab Ahlussunnah al-Asya'irah]

2. Maqalah at-Tafwidh Bainas-Salaf wa al-Mutakallimin karangan Syaikh Muhammad bin Mahmud Alu Khudhair. [Jawaban kitab al-Qaulut Tamam]. 

Alhamdulillah saya sudah membaca beberapa nukilan, argumentasi, dan bab-bab penting dari dua kitab Salafi di atas. 

Khusus isu tafwidh sifat yang selalu panas diperdebatkan di media sosial, dalam 5 kitab Aswaja di atas, telah disebutkan banyak nukilan ulama' yang shorih [jelas] yang menegaskan bahwa tafwidh adalah akidah salaf dan manhaj yang haq. 

Sementara dalam 2 kitab Salafi di atas, nukilan dari ulama' yang membantah tafwidh [kecuali dari Ibn Taimiyyah dan Ibn Qayyim] hampir semuanya tidak shorih [jelas dan tegas] dan sangat terbuka diperdebatkan maksudnya, tetapi diseret dan dipaksakan penulisnya secara subyektif mengikuti pemahaman anti tafwidh-nya.  

Misalkan nukilan dari al-Qusyairi dalam Ithaf as-Sadah al-Muttaqin. Tampak sekali kesan takalluf-nya penulis, karena memaksakan ucapan tersebut harus kontra dengan tafwidh. Padahal, kalau mau teliti dan seksama, ucapan tersebut jauh dari klaim dan pemahaman penulisnya. 

Belum lagi, ulama' yang jelas-jelas memilih tafwidh, seperti Ibn Qudamah dan Ibn Rajab al-Hanbali, tetapi dimentahkan penulis dengan argumentasi yang menurut saya terkesan mengada-ada.

Ringkasnya, menurut saya, penulis dua kitab di atas gagal menampilkan bantahan tafwidh dengan nukilan yang shorih, jelas, dan mengesankan. 

Catatan khusus untuk kitab Salafi yang pertama, walaupun telah diberi kata pengantar oleh 8 ulama' Salafi, menurut saya terdapat cacat ilmiyah yang sangat tidak patut dilakukan, yaitu tahrif ucapan Imam Abu Hanifah dan memotong ucapan adz-Dzahabi dal al-Uluw. Tapi saya berharap itu tidak ada unsur kesengajaan. 

Sementara untuk kitab yang kedua, sudah muncul bantahan ringkas dari Syaikh Muhammad Abdul Wahid al-Hanbali melalui video di channel youtube-nya. 

Dan dalam catatan saya pribadi, ada banyak bagian yang layak dikritik. Misal, saat menjelaskan akidah Syaikh Abdul Qodir al-Jilani [menolak klaim beliau sebagai mufawwidh]; mengapa penulis pada bagian pentingnya tidak mengutip ucapan beliau yang shorih menunjukkan tafwidh yang padahal ucapan sebelum itu dinukil? Ucapan beliau yang menafikan had bagi Allah dan sifat khabariyah sebagai mutasyabihat mengapa tidak dinukil? Apa karena berseberangan dengan akidah penulis? Mengapa yang dinukil hanya ucapan beliau yang tampak kontra Asy'ariyah saja sehingga tidak bisa menampilkan akidah beliau secara utuh? 

Ala kulli hal, debat akidah seperti akan terus berlanjut hingga munculnya Imam Mahdi. Mungkin 😂

Hidayat Nur
25 Juni 2020· Dibagikan kepada Publik

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.