Qunut Witir Ramadhan

Qunut Witir Ramadhan - Kajia Medina
QUNUT WITIR RAMADHAN
Oleh : Abdullah Al Jirani

Disunahkan (tepatnya sunah ab'adh)* untuk qunut di rekaat terakhir setelah rukuk pada shalat witir di separuh akhir bulan Ramadhan dengan mengeraskan suara (bagi imam) dan mengangkat tangan. Setelah selesai, dianjurkan untuk mengusapkan kedua telapak tangan ke muka. Kesunahan hal ini hanya berlaku khusus pada separuh akhir bulan Ramadhan. Adapun di luar itu, maka tidak disunahkan lagi. [ Simak : Raudhah At-Thalibin : 1/252 sampai 255, Kifayatul Akhyar : 1/122, Al-Bayan : 2/254 dan halaman sesudahnya ]

Lafadz do’anya sama seperti lafadz Qunut Shubuh, yaitu :

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ

“ALLAHUMMAHDINII FIIMAN HADAIT, WA ‘AFINIi FIIMAN ‘AFAIT, WA TAWALLANI FIIMAN TAWALLAIT, WA BARIK LII FIMA ‘A’THAIT, WA QINII SYARRA MA QADHAIT, INNAKA TAQDHI WA LAA YUQDHA ‘ALAIK, WA INNAHU LAA YADZILLU MAN WAA LAIT, WA LAA YAIZZU MAN ‘ADAIT, TABARAKTA RABBANA WA TA’ALAIT, WA SHALLALAHU ‘ALA NABI MUHAMMAD.”

Artinya : “Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama dengan orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Jagalah aku dari kejelekan yang telah Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menetapkan dan tidak ada yang bisa menetapkan atas-Mu. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau beri kekuasaan. Maha Berkalah Engkau dan Maha Luhurlah Engkau. Semoga shalawat dan tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ ."

Lafadz doa di atas diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam “Sunan” no : (1425). Sedangkan tambahan shalawatnya di akhir doa diriwayatkan An-Nasai di dalam “Sunan An-Nasai” no (1746) keduanya dari Al-Hasan bin Ali – semoga Allah meridhainya -.

Imam An-Nawawi (w.676 H) dalam kitab Al-Majmu’ (3/493) berkata :

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ الدُّعَاءِ لِمَا رُوِيَ مِنْ حَدِيثِ الْحَسَنِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِي الْوِتْرِ

“Dan dianjurkan untuk bershalawat kepada Nabi ﷺ setelah doa berdasarkan apa yang diriwayatkan dari hadits Al-Hasan bin Ali dalam witir”....lalu beliau menyebutkan hadits di atas.”

Imam membaca seluruh doa di atas sampai selesai dengan suara keras. Adapun makmum, maka diam (tidak ikut membaca), tapi mengaminkan doa tersebut secara bersama pada lafadz-lafadz doa saja, yaitu dari awal doa sampai lafadz : “.....WA QINII SYARRA MAA QADHAIT”. Mulai lafadz INNAKA TAQDHI WA LAA YUQDHA ‘ALAIKI sampai lafadz TABARAKTA RABBANA WA TA’ALAIT, makmum diam, tidak mengaminkannya, tapi ikut membacanya secara pelan. Lalu ketika sampai lafadz shalawat, makmum kembali mengaminkan. [ Simak : Minhajul Qawim, hlm. 103 ].

Doa qunut di atas praktis, tidak terlalu panjang, sehingga mudah untuk dihafal dan diamalkan. Sebagian ulama termasuk imam Asy-Syafi’i menganjurkan untuk menambahkan doa qunut Umar bin Khathab setelah doa di atas. Karena agak panjang, sengaja tidak kami bawakan di sini**. Khawatir memberatkan. Jika ada yang mau mengamalkannya, dipersilahkan.

Semoga bermanfaat untuk kita semua. Wallahu a’lam bish shawab.
-----------
* Maksudnya : sunah yang mendekati wajib.
**Lafadz doa Qunut Umar bin Al-Khatab :

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِينُكَ، وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنَسْتَهْدِيكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ، وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ. اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ، وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ. اللَّهُمَّ عَذِّبْ كَفَرَةَ أَهْلِ الْكِتَابِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُولِكَ، وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، إِلَهَ الْحَقِّ، وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ

Abdullah Al Jirani
15 Mei 2020·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.