By. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Salah satu ilmu yang paling sering dilupakan oleh institusi yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman adalah ilmu thabaqat ulama.
Apaan tuh?
Ilmu Thabaqat Ulama itu adalah ilmu yang mempelajari profil para ulama di masing-masing bidang ilmu tertentu, baik sesuai dengan alur sejarah atau pun alur lainnya, sekalian dengan mendalami karya-karya mereka berikut sumbangsih masing-masing dalam berkhidmat pada suatu cabang ilmu.
Dan di tiap cabang ilmu ada thabaqatnya masing-masing, baik ilmu tafsir, hadits, fiqih, ushul dan lainnya.
Sayang sekali meski 8 semester saya kuliah di fakultas Syariah, tapi saya tidak mendapatkan mata kuliah satu ini. Jadi saya perlu banyak belajar kepada para masyaikh yang ahli. Untungnya di kuliah S3 ketemu dengan Prof. Dr. Said Agil Al-Munawwar, MA yang jagonya ilmu thabaqat ini.
Mendengarkan beliau bercerita tentang pemetaan ilmu-ilmu keislaman, rasanya kayak lagi nonton ensiklopedi berjalan. Kita semua mikir, bagaimana cara beliau bisa menghafal nama para ulama sepanjang 14 abad, lengkap dengan profil dan karya-karyanya.
Jawaban beliau, dalami ilmu thabaqat. Saya disuruh rajin-rajin baca kitab thabaqat di semua mazhab dan disemua cabang ilmu.
Kalau baca sih bisa, tapi kok bisa hafal itu gimana ceritanya, Prof?
Sopir bus malam itu kok bisa hafal jalanan dari Jakarta sampai ke kampung di Jawa sana, gimana ngapalinnya? Ya, karena tiap hari lewat situ, lubang di aspal sebelah mana pun dia hafal.
Beda sama kita yang jarang-jarang lewat situ. Bawaannya nyasar melulu, minimal nunak-nunuk sambil membolak-balik GPS yang kehilangan sinyal. Ilmunya masih sebatas GPS, itu masih sering kesasar.
Makanya saya sangat mendukung diajarkannya ilmu thabaqat di semua fakultas ilmu-ilmu keislaman, sebagai pengganti mata kuliah filsafat ilmu yang tidak jelas mau ngapain. Tapi kendala paling besarnya, mana ada dosen yang menguasai ilmu thabaqat ulama hari ini?
Kalau pun ada, bisa dihitung dengan jari sebelah. Dosen kayak gitu langka sekali.
Padahal bahan ajarnya tersedia gratis, tuh di Maktabah Syamilah sudah tersedia banyak kitabnya. Masalahnya yang bikin maktabah syamilah sendiri gak paham ilmu thabaqat ulama. Maka klasifikasi kitab di dalamnya kadang aneh-aneh.
Di Rumah Fiqih Indonesia (RFI) kita ilmu ini kita namakan Bibliografi Fiqih.
Tambahan lagi, mengenal sosok para ulama dan karyanya ini bisa menimbulkan rasa respek , hormat dan apresiasi kita yang besar kepada sosok ulama. Juga biar kita tidal keliru memilih ulama. Serta punya pemahaman atas studi literatur ilmu keislaman.
Ahmad Sarwat
20 Maret pukul 18.08 ·
#Ahmad Sarwat
