Fatwa dan Suara Gaduh

Fatwa dan Suara Gaduh - Kajian Medina
Fatwa dan Suara Gaduh

Dari Sahabat Jabir berkata, “Kami pernah bepergian, kemudian salah seorang dari kami terkena batu sehingga kepalanya terluka. Kemudian ia bermimpi basah dan bertanya kepada sahabatnya, “apakah padaku ada keringanan untuk bertayamum?”. Maka sahabatnya mengatakan, “kami tidak menemukan keringanan untukmu sedang kamu mampu menggunakan air”, sehingga ia pun mandi, kemudian mati. Maka ketika kembali dan menemui Rasullah kami pun menceritakan hal tersebut, dan beliau bersabda, “Mereka telah membunuhnya dan semoga Allah membunuh mereka. Mengapa mereka tidak bertanya jika tidak mengetahui? Karena obat tadi tidak tahu adalah bertanya. Padahal cukup baginya hanya dengan bertayamum dan menutup lukanya dengan kain kemudian mengusapnya.” (HR. Abu Daud)

Kalo misal kita dalam kisah diatas, mungkin sebagian kita akan berpendapat “ mandi saja, mosok takut sama air, semua Alloh yang mengatur “.

Dan ternyata wafatnya sahabat diatas membuat Rasul murka dan justru beliau bersabda “ obat dari kegetiran kebodohan adalah bertanya “.

Disinilah kita faham, memahami kondisi “luar biasa” itu butuh ilmu yang mendalam dan pengkajian panjang yang dilakukan mereka yang berkompeten dengan disiplin ilmu yang lama mereka geluti.

Fatwa para ulama itu tidak hanya keluar hanya sebagai hasil copy paste, tetapi ada kerumitan memahami dalil yang begitu banyak disertai kemampuan mumpuni untuk mengkaitkan dengan realita.

Ketika arsitek bicara tentang bangunan, maka yang bukan arsitek lebih baik diam, ketika dokter bicara medis, maka yang bukan dokter lebih baik diam, maka ketika para ulama memberikan arahan maka yang bukan ulama pun lebih mulia untuk mendengarkan bukan membuat riuh.

Musibah virus ini sudah cukup menguras pikiran kita dan saudara-saudara kita,setidaknya jangan dibuat riuh dengan suara-suara yang membuat bising telingan umat.

Ya rabb “ angkatlah wabah ini dan penyakit ini sebagaimana Engkau mengangkat penyakit nabi Ayyub supaya kami merasakan khusuknya Ramadhan, Jangan tinggalkan kami walaupun sekejap mata “.

Abu Bassam Oemar Mita

#covid19
Fatwa dan Suara Gaduh - Kajian Medina

Syameela
18 Maret pukul 21.37 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.