Dibenci Tapi Dicari?

Dibenci Tapi Dicari? - Kajian Medina
DIBENCI TAPI DICARI?

Oleh; Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
***

Adakah hamba Allah yang dibenci oleh para pembencinya secara zalim tapi ilmunya dicari, dikoleksi, dibutuhkan dan dirindukan?

Ada!

Para pembenci itu gengsi untuk mengambil ilmu terang-terangan dan memposisikan diri sebagai orang yang menimba ilmu kepadanya, sebab lisannya sudah kadung buruk mengata-ngatai orang yang dibencinya itu. Tapi, diam-diam mereka memanfaatkan ilmu orang yang dibencinya, baik secara langsung atau tidak langsung.

Fakta bahwa para pembenci itu butuh ilmu orang yang dibencinya dan terbukti memanfaatkan ilmunya sebenarnya adalah bukti nyata bahwa dia berada dalam kebencian batil. Bahwa kebenciannya adalah jenis kezaliman. Bahwa kebenciannya lebih banyak didorong faktor duniawi, menjaga citra diri, semangat fanatisme/asabiah, taklid pada pemuka penyesat, suuzon dan semisalnya. Bukan kebencian karena Allah.

Andaikan dia berani memusnahkan sebab-sebab kebencian batil itu, niscaya benci itu akan berubah menjadi cinta karena Allah

Salah satu hamba Allah yang diuji dengan kebencian batil semacam ini adalah An-Nawawi rahimahullah.

Baca kisahnya pada tulisan lama saya berikut ini,

###
BENCI, TAPI “CINTA”?

Siapakah yang akan selamat dari kebencian makhluk?

Tidak ada. Orang terbaik sekalipun.

Bahkan Rasulullah pun dibenci orang-orang tertentu semenjak di utus hingga hari ini.
Tapi Allah akan menunjukkan kepada manusia kualitas orang yang dibenci dengan cara-Nya yang indah.

Seperti yang terjadi pada An-Nawawi.

Ada orang yang membenci karya-karyanya. Tapi orang yang membencinya sekalipun tidak bisa menghindar untuk penasaran dan haus dengan ilmu An-Nawawi, sampai berjuang keras untuk memperoleh kitab-kitab An-Nawawi. Ibnu Al-‘Atthor, murid An-Nawawi berkata,

وانتفعَ الناسُ في سائر البلاد الإسلامية بتصانيفهِ، وأكبُّوا على تحصيل تواليفه، حتى رأيتُ مَن كان يشنؤها في حياته مجتهداً على تحصيلها والانتفاع بها بعد مماته، فرحمه الله، ورضي عنه، وجمع بيننا وبينه في جنَّاته

Artinya:

“…orang-orang di seluruh negeri Islam memanfaatkan karya-karya beliau (An-Nawawi ) dan serius untuk mengoleksi karangan-karangan beliau. Sampai-sampai saya melihat orang yang membenci karya-karya itu di masa hidup beliau, justru malah bersungguh-sungguh mengoleksi dan memanfaatkannya setelah wafatnya beliau. Semoga Allah merahmati beliau, meridhainya dan mengumpulkan kita semua di surga-Nya’ (Tuhfatu Ath-Tholibin, hlm 63)

Begitulah. Memang akan selalu ada di antara para pembenci yang memanfaatkan ilmu orang yang dibencinya secara diam-diam. Barangkali ini yang dinamakan benci tapi “cinta”.

Versi Situs: http://irtaqi.net/2017/11/10/benci-tapi-cinta/

Muafa
25 September pukul 19.26 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.