Saat bangun tidur pagi tadi, tetiba saya menemukan sedikit menemukan rasa nyeri di pinggang. Memang badan sedikit capek dan pegal-pegal, tapi biasanya tidak sampai ada rasa nyeri di pinggang seperti ini. Saya bertanya pada ibuk, kenapa kok bisa sakit kayak gini. Ibuk jawab kalau biasanya ya kurang minum air putih dan salah pola tidur. Mendengar penjelasan demikian, akhirnya langsung saja saya memperbanyak minum air putih. Dan memang hasilnya ya lumayan, agak enakan pinggang saya. Tetapi saya masih penasaran, sebenarnya bagaimanakah pola tidur yang baik?
Akhirnya demi menemukan jawaban dari pertanyaan saya di atas, saya coba membuka-buka kitab "Zâdu-l-Ma'âd Fi Hadyi Khoiri-l-'Ibâd". Eh siapa tahu ada pembahasan tentang tatacara tidur yang baik versi Rasulullah saw. Dan akhirnya benar, saya menemukan ada dalam kitab yang mengisahkan semua petunjuk kehidupan Rasulullah tersebut. Dan tentunya kita sudah tahu bahwa Rasulullah saw adalah teladan dalam segala hal. Termasuk dalam masalah tidur.
Ada kata kunci yang menjadi point pokok dari anjuran tidur ala Rasulullah saw. "Adil" itulah kata kuncinya. Ya, Rasulullah adalah orang yang paling "adil" dalam segala hal, termasuk dalam masalah tidur. Tidur dan bangunnya Rasulullah adalah tidur dan bangun yang paling adil. Dan tentunya paling bermanfaat bagi tubuh dan kekuatan. Lalu bagaimanakah pola tidur Rasulullah saw tersebut? Berikut saya rangkumkan secara singkat saja.
1. Baginda Rasulullah Saw tidur itu pada awal waktu malam. Setelah selesai Shalat Isya'. Jikalau memang tidak ada lagi hal yang akan dibahas, maka beliau memilih untuk istirahat dan tidur. Lalu beliau bangun pada permulaan separo malam yang kedua. Ya kira-kira pukul 2.30 an lah. Beliau bangun, lalu Sikat gigi, wudhu dan Shalat.
Pola tidur baginda Rasulullah Saw ini sangatlah ideal. Sebab dengan mempraktekkan pola yang demikian, seseorang sudah bertindak adil pada fisiknya. Tubuh sudah mengambil bagian dari hak nya. Ia beristirahat dengan tidur. Setalah bangun, langsung gosok gigi, wudhu dan sholat, maka dengan demikian tubuh sama saja sudah berolahraga. Sehingga otot-otot persendian juga kembali menguat. Pun demikian, olahraga tidak langsung berat. Karena tubuh baru bangun. Jadi ringan dengan Sholat saja.
Di samping kesehatan secara fisik, kesehatan rohani juga terpenuhi. Yakni dengan dia beribadah kepada Allah swt. Jadi paket komplit terpenuhi.
2. Baginda Rasulullah tidak tidur terlalu banyak, juga tidak kurang. Jadi Rasulullah akan tidur, jikalau memang sudah saatnya tidur.
3. Baginda Rasulullah saw tidur dengan meletakkan lambung kanan beliau ke tempat tidurnya. Posisi tidur paling jelek--kata Ibnu Qoyyim--adalah posisi tidur pada punggung. Yakni dengan terlentang. Dan posisi yang lebih jelek lagi adalah posisi tidurnya orang yang "Munbathih". Yakni orang yang tidur dengan tengkurap dan wajahnya menghadap ke arah tempat tidurnya. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan-nya,dari Abi Umamah beliau berkisah:
مر النبي على رجل نائم في المسجد منبطح على وجهه فضربه برجله وقال : (قم أو اقعد فإنها نومة جهنمية)
"Baginda Nabi melewati seorang lelaki yang tidur di Majid dengan tengkurap pada wajahnya. Lalu Rasulullah Saw membangunkan lelaki tersebut dengan suku beliau dan berkata: (bangun atau duduklah. Karena [posisi tidurmu itu adalah] pola tidur Jahannam"
4. BagindaRasulullah saw tidak tidur dalam kondisi perut penuh dengan makanan dan minuman. Karena kondisi yang demikian tidak baik bagi kesehatan pencernaan.
5. Baginda Rasulullah tidak tidur di atas kasur yang terlalu tebal. Beliau hanya menggunakan tikar sedang yang berisi beberapa kapas saja. Ternyata ini pun bisa manjadikan punggung relatif lebih enak dan sehat. Bisa dicoba.
6. Rasulullah kalau tidur tidak memakai bantal terlalu tinggi. Hanya satu atau bahkan kadang beliau hanya berbantal tangan yang diletakkan pada pipi mulia beliau.
7. Dan lain sebagainya. Silahkan dibuka pada kitab "Zâdu-l-Ma'âd Fi Hadyi Khoiri-l-'Ibâd".
Dhiya Muhammad
25 Agustus pukul 11.23 ·
#Dhiya Muhammad