Ibnu Taimiyyah Memang Suka Nylekiiit Ucapannya!

Ibnu Taimiyyah Memang Suka Nylekiiit Ucapannya! - Kajian Medina
Ibnu Taimiyyah memang suka nylekiiit ucapannya!

1. A'isyah dan Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berbeda pendapat perihal masalah akidah; apakah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat Allah secara langsung semasa hidup beliau?

2. 'Aisyah radhiallahu 'anha menentang keterangan bahwa orang yang telah meninggal dapat mendengar panggilan/ ucapan orang yang masih hidup. Dan ini tentu termasuk masalah akidah,

3. Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu 'anhu menentang perihal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berisra' dan mi'raj dengan raga dan jiwanya. Padahal selain beliau meyakini bahwa Nabi diberangkatkan Isra' dan Mi'raj lengkap dengan jiwa dan raganya .

4. Para sahabat bersilang pendapat perihal maksud sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak memerangi Bani Quraidhah: janganlah sekali kali salah seorang dari kalian mendirikan shalat Asar kecuali di perkampungan Bani Quraidhah.

5. dll

Walau demikian mereka tidak saling boikot atau menuduh sesat saudaranya.

Ibnu Taimiyah berkata mengomentari berbagai kejadian perbedaan di atas dan juga lainnya;
ولو كان كلما اختلف مسلمان في شيئ تهاجرا لم يبق بين المسلمين عصمة ولا أخوة.
Andai setiap kali dua orang muslim bersilah pendapat mereka berdua selalu saling menjauh, niscaya tidak akan pernah ada hubungan dan persaudaraan antara sesama kaum muslimin. (Majmu' Fatawa 24/173)

Semoga menyegarkan rasa dalam dada anda.

Dr Muhammad Arifin Badri
11 September (12 jam ·)

beberapa komentar : 

Wulandari : ketika hal-hal fiqih yang statusnya masih dalam perdebatan, lalu menonjolkan perbedaannya di depan khalayak dangan bumbu “Ini pendapat yang sesuai Sunnah..!!
ada sebersit pertanyaan bergelayut dari wulandari..
pendapat, mana yang lebih baik..?? ketika muncul 2 pendapat yg berbeda
“Bagaimana bisa membiarkan mereka mengerjakan yang haram?”.lalu..
“haram menurut siapa?”, “apakah semua ulama sepakat keharamannya?”.
Maka mengikuti khalayak dengan tujuan maslahat, yaitu persatuan tentu jadi pilihan yang solutif, bukan malah memperuncing keadaan. Bukankah kita sudah banyak menerima contoh itu dari para pendahulu (salaf) kita?

Wulandari : Shaikh Ibnu taimiyah memberikan petuah indah bagi kita umat Islam dalam hal bagaimana bersikap di tengah perbedaan umat ini. Dikutip dari Majmu’ al-Fatawa (20/293), beliau mengungkapkan:
Orang-orang Islam berselisih: mana yang afdhal tarji’ (melirihkan syahadat) dalam adzan atau tidak perlu tarji’? iqamah disebut satu kali atau diulang 2 kali (seperti adzan)?, shalat subuh di awal waktu (masih gelap) atau menunggu hingga mulai terang (isfar)? Qunut di shalat subuh atau tidak qunut? Menjaherkan bismillah atau melirihkan saja, atau memang tidak perlu dibaca saja? Dan perbedaan sejenisnya …

Masalah-masalah tersebut adalah masalah yang sifatnya ijtihadiy yang ulama salaf dan para imam sejak dulu memang sudah berselisih. Akan tetapi mereka dengan perselisihan tetap saling mengakui ijtihad yang lain (tidak menyalahkan), siapa yang ijtihadnya benar, ia mendapat 2 pahala, dan yang ijtihadnya salah dia mendapat satu pahala dan kesalahannya diampuni Siapa yang merasa bahwa mengikuti syafi’i itu lebih baik, maka ia tidak boleh menginkari orang yang mengikuti Malik. Yang lebih memilih mengikuti Ahmad tidak boleh menginkari orang yang mengikuti syafi’i dan begitu juga seterusnya.

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.