By. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Setelah membaca latar belakang pendidikan dan keilmuan Syahrur, saya langsung paham apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Dengan latar belakang pendidikan umum, sama sekali tidak ada bau-bau pendidikan agama, baik tafsir apalagi fiqih, jelas orang ini sangat tidak punya kompetensi bicara hukum zina dalam Al-Quran.
Tapi sebenarnya tanpa kita sadari fenomena ini juga yang banyak melanda dunia Islam. Begitu banyak orang yang bukan ahlinya, tidak pernah duduk di bangku kuliah sesuai dengan bidangnya, tapi bicara tentang agama, bahkan sampai ke tafsir dan fiqih.
Mungkin kalau ceramah tentang sabar dan syukur, silahkan saja. Karena isinya cuma pesan-pesan moral. Siapa saja boleh ngomong, tidak harus ahli ilmu.
Tapi kalau sudah masuk ke tafsir Al-Quran, apalagi masuk ke bagian hukum syariah, seharusnya tahu diri. Yang tidak punya kompetensi di bidang itu jangan sok merasa pintar.
Padahal berapa banyak ustadz, muballigh, penceramah, dan tokoh agama di negeri ini yang nyelonong kayak gitu. Cuma nggak pada sadar saja. Latar belakang pendidikan umum, tiba-tiba bicara hukum agama.
Sudah begitu, masih pula menyalah-nyalahkan orang yang justru ahli di bidang ilmu tersebut.
Mirip anak alay yang mencaci maki Bang Haji Rhoma Irama, sambil menuduh beliau tidak mengerti dangdut. Padahal justru Beliau itu raja dangdut. Bahkan frasa dangdut pun beliau juga penciptanya.
Maklum, ilmu belum cukup nishab, udah ribut. Padahal modal ilmunya cuma mengandalkan google dan share dari group sebelah. Disuruh menyebutkan nama satu kitab dalam satu cabag ilmu, langsung bisu dan diam seribu bahasa.
Ditanya sanad belajar suatu cabang ilmu, juga bengong tanpa kata.
Ahmad Sarwat
4 September pukul 22.27 ·
#Ahmad Sarwat