Cara paling mudah untuk mengelabuhi orang awam adalah dengan mengexploitasi Quran Sunnah. Sebab Quran Sunnah itu dua warisan Nabi SAW yang jadi pedoman umat sepeninggal Beliau SAW, sangat diagungkan dan dihormati.
Sayangnya, kebanyakan umat Nabi SAW justru terlalu awam terhadap Quran Sunnah, sehingga mudah sekali dikecoh pakai stempel Quran Sunnah.
Termasuk ketika menyebarkan paham keliru dan menyimpang, Quran Sunnah seringkali digunakan sebagai 'alat' untuk membodohi kalangan awam.
Ironis sekali, meski suatu paham sebenarnya sesat dan busuk, cukup diberi stempel Quran Sunnah, umat Islam yang awam langsung terima dan menelannya bulat-bulat. Mereka pun pada klepek-klepek tidak berkutik dibuatnya.
Kelompok radikal, teroris dan takfiri tercatat yang paling getol menanamkan ideologinya lewat exploitasi Quran Sunnah. Dan biasanya sasaran mereka dipusatkan pada kalangan awam yang lemah ilmu syariah.
Ayat-ayat jihad qital dan ayat hukum jinayat diramu sedemikian rupa, untuk dijadikan obat over dosis demi melahirkan remaja tanggung dan preman insyaf yang siap meledakkan diri dengan bom, menyembelih orang tak berdosa, merampok harta serta berzina atas nama perbudakan.
Demikian juga modus penyebar ribuan aliran sesat di negeri kita, rata-rata fasih dan terlatih menyitir ayat Quran dan mengutip Sunnah, yang sudah didesain sedemikian rupa, untuk kepentingan indoktrinasi mereka.
Bahkan kalangan liberalis, sekuler dan orientalis sejak lama memainkan Quran Sunnah demi menginduksi kalangan muslim perkotaan yang rendah kapasitas keilmuan dengan ideologi sesat mereka.
Saking banyaknya orang jahat yang memainkan stempel Quran Sunnah, dan karena sudah terlalu sering digunakan untuk membela kepentingan kelompok sendiri atau menghabisi kelompok lawan, justru saya jadi terbiasa mencurigai mereka yang bernarasi Quran Sunnah.
Lalu kadang saya pancing begini,"Serius cuma mau pakai Quran Sunnah doang nih? Lalu Ijma' dan Qiyasnya kok nggak dipakai?".
Saking awamnya, ada saja yang menjawab sambil ngawur begini,"Yang Nabi wariskan hanya Quran Sunnah. Ijma' dan Qiyas bukan dari Nabi. Maaf, kita tidak pakai Ijma' dan Qiyas, karena keduanya cuma karangan ulama yang bisa saja salah".
Hehe, dasar kampungan. Begitu saja membatin dalam hati.
Kalau saja orang macam ini pernah belajar Ushul Fiqih sampai selesai, pasti dia tahu bahwa dibandingkan Quran Sunnah, kalau suatu perkara sudah dilandasi Ijma', justru berada pada posisi yang paling kuat. Karena sudah tidak ada lagi ikhtilaf.
Kalau saja dia pernah ngaji Ushul Fiqih, pasti dia tahu bahwa tanpa Qiyas, separuh bangunan agama ini runtuh. Quran menjadi kitab kuno yang nyaris tidak akan sesuai dengan perkembangan zaman. Justru karena adanya Qiyas itulah maka Quran menjadi kitab yang up to date.
Sayangnya, tokoh-tokoh macam ini kok nggak diberi Allah SWT kesempatan untuk menikmati luasnya ilmu syariah. Tidak mengerti Ijma' Qiyas, bahkan juga tidak pernah belajar Quran dan Sunnah.
Yang terjadi mereka hanya didoktrin dengan suatu ajaran, yang dikemas dan dibungkus pakai Quran Sunnah.
Dalam hal ini, Quran Sunnah cuma dijadikan kedok saja. Ayatnya dibaca, tapi terjemah dan tafsirnya hasil ngarang sendiri. Haditsnya dibaca, tapi pengertian dan maksudnya dibelokkan sesuai kepentingan.
Korbannya siapa lagi kalau bukan orang awam yang lagi kena setrum bela-bela Islam. Dikiranya dia lagi bela Quran Sunnah, padahal yang dibela justru doktrin sesat berbalut Quran Sunnah.
Astaghfirullahalazhim.
Naudzu billah tsumma naudzu billah
Ahmad Sarwat
10 September pukul 06.11 ·
#Ahmad Sarwat