Oleh Ahmad Sarwat,Lc.MA
Salah satu hadits yang selalu dieksploitasi dan digunakan untuk membela kelompok sendiri dan menghabisi kelompok lain adalah hadits terpecahnya umat Islam jadi 73 golongan.
Lalu semuanya masuk neraka kecuali satu, yaitu kelompok kita. Eksploitasinya ketika maim ancam,"Awas ya, nggak mau gabung sama kita, ente kudu siap-siap masuk neraka. Nabi lho yang bilang".
Siapa yang nggak keringat dingin ditakut-takuti kayak gitu? Habis dijejali hadits macam itu dan sejenisnya, pasti langsung ikut bai'at. Soalnya takut kalau nanti nggak bisa masuk surga.
Padahal kalau sedikit kritis, hadits seperti itu harus luas dipahami. Tidak asal sedot aja.
Pertama, bagaimana dengan banyak hadits lain yang justru Nabi SAW menjamin semua umatnya masuk surga?
Kedua, siapa yang jamin bahwa kelompok Anda itu saja yang benar dan berhak masuk surga dan yang lain salah lalu masuk neraka? Dapat pengesahan dari Jibril? Yang benar saja, Bung.
Ketiga, ternyata setelah diselidiki, kelompok lain yang dibilang sesat masuk neraka, mereka juga pakai hadits yang sama, juga untuk menuduh kelompok lain sesat dan masuk neraka.
Lalu semua kelompok saling tuduh sesat dan masuk neraka. Ini kan namanya saling tudih sesat dan saling klaim pemilik surga.
Keempat, balik lagi ke matan hadits Nabi di atas, apa benar pecahnya umat Muhammad hanya 73 saja? Setelah itu berhenti nggak pecah lagi? Angka 73 itu apakah pecahnya barengan di waktu yang sama, yuk kita pecah yuk, bareng ya. Apa begitu?
Padahal faktanya kelompok dalam tubuh umat Islam tidak hanya berhenti sampai 73 saja. Dan usia umat Islam sudah sampai 1400-an tahun. Masak sih pecahnya cuma berhenti di angka 73 terus?
Ataukah ada makna lain tentang pecahnya dan makna lain tentang angka 73 itu? Para ulama sudah menuliskan banyak sekali pandangan mereka. Tinggal kita lahap saja.
Namun tetap saja tiap kelompok masih saja mengeksploitasi hadits 73 golongan demi membela kelompoknya dan menghabisi kelompok lain.
Padahal semuanya baca syahadat. Dan tiap orang akan dihisab satu per satu dari amalnya. Yah, namanya juga eksploitasi hadits. Hadits itu digunakan sebagai dalih pembenaran kelompoknya sendiri.
Ahmad Sarwat
10 September pukul 11.24 ·
#Ahmad Sarwat