Waktu Shubuh di Pesawat

Waktu Shubuh di Pesawat - Kajian Medina
Waktu Shubuh di Pesawat

by. Ahmad Sarwat, Lc.MA

Ketika kita berada di dalam pesawat yang terbang malam, sulit mengetahui waktu shubuh. Setidaknya ada 3 kendala dalam hal menentukan waktu shubuh di pesawat :

1. Boleh jadi kita tidak tahu sedang berada di atas negara apa saat itu.

2. Kalau pun kita tahu dimana posisi kita, belum tentu kita tidak punya jadwal waktu shalat setempat.

3. Kalau pun punya, kita tidak tahu saat itu di negera itu lagi jam berapa.

Terus apa yang harus kita lakukan?

Jawabannya berijtihad. Tapi ijtihad itu harus jelas konsepnya, bukan asal ngarang dan asal nebak seenaknya.

Ijtihadnya adalah kembali ke alam. Karena memang aslinya jadwal shalat itu berdasarkan fenomena alam, yaitu terbit terbenamnya matahari dan beberapa posisi lainnya.

Nah, mumpung kita lagi di atas pesawat, maka fenomena alam khsusunya posisi matahari justru malah mudah sekali diketahui. Tinggal buka jendela pesawat dan lihat ke arah Timur, lalu cari cahaya matahari dan berkas sinar pantulannya. Kenapa ke TImur?

Ya karena matahari terbut dari Timur, bukan dari Barat. Kalau dia terbit dari Barat namanya kiamat.

Perhatikan langit malam dari balik jendela pesawat. Kalau malam masih gelap pekat hitam, berarti belum shubuh.Tapi kalau sudah mulai nampak cahaya di ufuk Timur, itulah waktu shubuh.

Durasi Waktu Shalat

Waktunya untuk shalat Shubuh. Lama durasinya tergantung arah pesawat. Kalau ke arab Barat, maka durasi waktu Shalat Shubuh lebih panjang. Seolah kita berlari menjauh dari terbitnya matahari.

Sebaliknya kalau pesawat bergerak ke arah TImur, durasi waktu Shubuh jadi lebih pendek. Seolah kita berlari menyongsong terbitnya matahari.

Yang penting segera lakukan shalat sebelum terbitnya matahari. Sebab terbitnya matahari adalah pertanda habisnya waktu shubuh.

* Video Koleksi Pribadi diambil di atas Etihad menjelang mendarat di Abu Dhabi 4 Agustus 2019

Ahmad Sarwat
8 Agustus pukul 20.59 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.