Pastinya sampai di telinga kita, perkataan Rasulullah Muhammad bahwasanya Muslim itu laksana satu tubuh, bila satu yang sakit, maka yang lain juga merasakan sakitnya
Hanya saja, belum tentu itu sampai ke hati, belum tentu dimengerti, apalagi dipahami. Sebab ia perlu latihan, perlu pengorbanan, perlu cinta dan kedewasaan, perlu kasih sayang dan perlu kemudahan dari Allah
Sebab manusia itu cenderung lebih mudah menghakimi ketimbang memahami, lebih pintar menemukan kekurangan ketimbang menghargai kelebihan. Sedikit yang mau bersusah mendidik ketimbang menghardik, berdiskusi ketinbang persekusi
Ada mereka yang kita suka, dan sudah pasti kita bersepakat dengan mereka, itu wajar. Yang sulit, adalah mereka yang kita tak suka, namun tetap bersepakat dalam kebaikan. Mengelola ketidaksukaan itu adalah salah satu yang diajarkan agama Allah
Sahabat dan manusia umumnya benci perang, benci bila Rasulullah yang mereka cintai harus ada di keadaan yang berbahaya, benci harus memerangi keluarga mereka, benci berpayah dalam jihad
Namun saat itu ketentuan Allah, mereka tetap berangkat menemani nabi sepenuh hati, dan disitu Allah memberikan balasan atas kuatnya mereka mengelola ketidaksukaan
Balasan itu Allah sediakan bagi mereka yang mampu memilih mencinta saat bisa membenci, bagi mereka yang memilih berdamai di saat mereka bisa meluluhlantakkan
Tak ada balasan, pada mereka yang hanya mengikuti hawa nafsu. Sebab mengikuti hawa nafsu itu mudah, enak, dan tak perlu ilmu, tak perlu kasih sayang, tak perlu pengorbanan
Begitu juga ukhuwah, ia tak pernah mudah. Kadang kita disakiti, kadang kita diperlakukan tak adil, kadang kita dicurangi. Tapi apa yang sudah dipersatukan Allah, tak selayaknya oleh dipecah manusia
Maka, meski kita tak sepakat dalam satu hal, tak sama dalam bersikap, tidak lalu kita menuntut untuk membubarkan. Bukankah anggota badan itu harus berbeda fungsinya?
Meski memuncak rasa kesal, membuncah rasa sebal. Tak mesti diluapkan dengan menuntut keburukan pada saudara kita, ormas apapun itu. Sebab kita satu tubuh
Tulisan diatas, oleh-oleh ngaji bareng Gus Baha, maaf tak ada foto yang bisa di-share, khawatir adab buruk ke beliau
Ustadz Felix Siauw
26 Agustus pukul 20.54 ·
#Ustadz Felix Siauw