Selalu Saja Rakyat Yang Dipersalahkan Oleh Neo Murjiah

Selalu Saja Rakyat Yang Dipersalahkan Oleh Neo Murjiah - Kajian Medina
*“Selalu Saja Rakyat Yang Dipersalahkan Oleh Neo Murji-ah”*

Diriwayatkan oleh Imâm Ibnu Asakir bahwa an-Nadhor ibn Syuma-il pernah datang ke kediaman Kholîfah al-Ma‘mun, lalu Kholîfah bertanya: "Bagaimana kabarmu pagi ini, wahai Nadhor?".

An-Nadhor menjawab: "Baik-baik saja, wahai Amirul-Mu’minîn."

Kholîfah bertanya lagi: "Apakah Murji-ah itu?"

An-Nadhor menjawab: "Murji-ah itu adalah agama yang menyesuaikan (dengan keinginan) para raja. Mereka mendapatkan kekayaan Dunia dengan agama, dan mengurangi agama mereka."

Kholîfah al-Ma’mun lalu berkata: "Anda benar."

Maka perhatikanlah kutipan berikut ini dari seorang ngustad Neo Murji-ah:

===C O P A S===

Pemimpinmu ?!...

Wahai saudaraku…
Sudah merupakan sunnatullah…

Bahwa engkau akan mendapatkan sesuai dengan keadaanmu…

Dan engkau hanya akan mendapatkan apa-apa yang pantas engkau dapatkan…

Sungguh khulafa'ur rasyidin muncul dari generasi termulia dari ummat ini…

Maka bercerminlah jika pemimpinmu buruk
Karena pemimpin buruk muncul dari rakyat yang buruk…

Bentuk dari keadilan Rabbmu…

"…Dan demikianlah kami hadirkan pemimpin yang dzolim ditengah rakyat yang dzolim, akibat dari dosa mereka." (Al 'An'am, 129)

Maka wahai saudaraku…

Bersabarlah…
Tetap dengar & taat…
Karena itulah tuntunan Rasulmu…
Dan doakan pemimpinmu…
Kemudian serahkan urusanmu kepada Rabbmu…

Berhentilah dari status BBM & FB yang penuh celaan dan hujatan…
Karena ia sekarang telah resmi menjadi ulil amrimu…
Walau engkau ridho atau tidak
Sungguh…
Bukanlah pucuk daun kering yang harus engkau khawatirkan…
Tapi akar membusuk yang harus engkau tangisi…

Ketahuilah…
Jika engkau ingin memperbaiki negara ini, bukanlah dengan merubah pemimpinnya…
Tapi mulailah merubah dirimu & keluargamu

Sungguh…
Seandainya seorang Nabi yang memimpinmu…
Tidak akan bermanfaat untukmu…
Karena pucuk daun tidaklah bermanfaat…
Jika akarmu telah membusuk…

Aduhai…
Lihatlah bani israil…
Yang mereka dipimpin oleh manusia-manusia terbaik
Para Nabi dan Rasul
Toh mereka tidak menjadi lebih baik karenanya…
Berubah menjadi kera-kera dan babi…
Karena kedzoliman-kedzoliman yang mereka lakukan…

Maka wahai saudaraku…
Siramilah akarnya…
Hingga kelak tumbuh darinya pucuk yang indah…

Sabar…
Dan berdoalah…
Berdoalah…
Karena tidak ada yang bisa merubah takdir kecuali doa…

===E N D===

Sungguh beginilah kaum Neo Murji-ah itu merusak agama dan akal kaum Muslimîn demi membela penguasa yang zhôlim…!

Bagaimana tidak?

Selalu saja yang diulang-ulang dan diindoktrinasi bahwa rakyat mendapatkan penguasa sesuai dengan keadaannya. Jadi kalau pemimpin yang muncul jelek, maka itu adalah karena rakyatnya yang juga jelek.

Padahal…

Sejarah mencatat bahwa ketika Baginda Nabî ﷺ diutus, rakyat Makkah itu adalah Abû Jahal dan Abû Lahab. Lalu ketika Baginda Nabî ﷺ hijroh ke Madînah, maka rakyat Madînah adalah ‘Abdullôh ibn Ubay ibn Salam dan orang-orang Yahûdi.

Sebelumnya, ketika Nabî ‘Îsâ عليه السلام diutus, keadaan Banî Isrô-îl juga sangat rusak. Atau sebelumnya lagi, apakah Fir‘aun itu adalah gambaran dari Nabî Mûsâ عليه السلام dan orang-orang berîmân dari Banî Isrô-îl? Jauh sebelumnya lagi, apakah Nabî Ibrôhîm عليه الصلاة و السلام adalah gambaran dari Namrud dan seisi kerajaannya yang kâfir?

Berbicara tentang Khulâfa’ur-Rosyidin, ‘Utsmân رضي الله عنه dan ‘Alî رضي الله عنه, maka apakah mereka cerminan dari kaum Khowârij yang memberontaki mereka?

Bagi kaum Neo Murji-ah itu, selalu saja rakyat yang dipersalahkan demi membela penguasa sekuler, sampai-sampai berani menyitir ayat dan merubah maknanya!

Iya, lihatlah QS al-An‘âm ayat 129 yang dinukilnya, di mana kata "بَعْضَ"? Kenapa dihilangkan begitu saja dari terjemahannya??? Padahal itu justru kata kunci yang sangat penting dalam ayat suci itu.

Kemudian dibuatnya pula perumpamaan Banî Isrô-îl yang dipimpin para Nabiyullôh tetapi gak berguna karena tetap saja dikutuk jadi kera dan babi. Sungguh sangat keji mereka menuduh kaum Muslimîn di sini itu seburuk Yahûdi Banî Isrô-îl karena tidak mengulilamrikan penguasa sekuler…???

Ujung-ujungnya disuruh berdo'a…

Kalaulah masalahnya Nabî ﷺ itu cukup selesai dengan ‘ilmu dan ta‘lim dan berdo'a, maka setelah hijroh ke Madînah, setelah Baginda Nabî ﷺ selesai membangun Masjidnya, maka Beliau akan fokus saja mengajar para Shohâbat di Masjid…

Tetapi sejarah tidak mencatat seperti itu, bukan..?

Karena tanggal 17 Romadhôn tahun 2 Hijriyah sejarah mencatat Baginda Nabî ﷺ dan 313 orang Shohâbat mulia رضي الله عنهم bertempur di medan Badar.

Konyolnya, mereka mengaku pembela Sunnah, tapi berani mengatakan tidak ada yang dapat merubah taqdir kecuali do'a.

Heylooo???

Lupa ya ayat suci:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ

(arti) _“Sungguh-sungguh Allôh tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak berjuang merubah nasibnya sendiri.”_ [QS ar-Ro‘d (13) ayat 11].

Jadi jelas dan terang di mana kerusakan ‘aqîdah kaum Neo Murji-ah wa Jabariyyah itu…?

❤ Kita berdo'a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْدُعَاةُ عَلَى أَبْوَابُ جَهَنَّم
{allôhumma innî a-‘ûdzubika minad-du‘âtu ‘alâ abwâbu jahannam}

(arti) "Wahai Allôh, saya berlindung kepada-Mu dari para da‘i yang memanggil-manggil di depan pintu Jahannam."

Sahabat Acad Syahrial
29 Juni pukul 09.12 · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.