Jika diperhatikan, kedua kubu itu nampak bersebrangan, tapi akan selalu kompak kalau urusannya menggebuk umat dan membela kepentingan kuffar dan munafikin.
Lihat saja dari kasus dulu-dulu. Ketika umat tegas menyuarakan kebenaran, yang sana bilang bahwa yang ikut aksi itu radikal pro HTI, yang sini ketuk vonis para pendemo adalah khawarij.
Sekarang, ketika si kafirah masuk masjid pakai alas kaki sambil marah-marah, plus bawa anjingnya peliharaan, mereka kompak melakukan pembelaan :
Yang sini membawa hadits tentang si arab badui kencing di masjid, lalu dimaafkan oleh sang Nabi.
Sedangkan yang sana membawa riwayat adanya anjing yang biasa saja keluar masuk masjid di masa Nabi.
Lalu saat dijawab secara ilmiah bahwa membawa dua dalil diatas untuk kasus "si tidak waras" itu tidaklah pas, eh kitanya dikatain berisik, bikin ribut dan suka besar-besarin masalah.
Nih ada orang salah, lalu dibela dengan cara yang salah, kita mendudukan permasalahan, karena kalau pihak yang salah dibela, nanti pihak yang benar jadi salah.
Kalau si kafirah itu dibela pakai dalil, ntar yang dianggap salah takmir dan jama'ah yang mengusir. Koplak kan jadinya ?
Subhanallah. Sabar ini ujian.
Ahmad Syahrin Thoriq
4 Juli pukul 03.40 ·
#Ahmad Syahrin Thoriq