UTAMAKAN DISKUSI
Dunia intelektualitas kita kembali diuji, tempo lalu terjadi pada Ust. Firanda Andirja, kemarin terjadi lagi pada Ustadz Felix Siauw. Padahal kisah ini mengulangi sejarah pada zaman dahulu, meski latar belakang kisahnya berbeda, tapi intinya sama, jangan terlalu taksub dan tidak boleh mendahulukan "Otot" daripada "Otak".
Pada zaman Kekhilafahan 'Abbasiyyah, tepatnya masa pemerintahan Khalifah Al-Mustarsyid Billah, terjadi pertikaian sengit antara Mazhab Asy'ariyyah dengan Mazhab Hanabilah. Sekitar tahun 515 Hijriah, seorang tokoh Mazhab Asy'ariyyah masuk kota Bagdad. Dia berdakwah mengampanyekan Mazhab Asy'ariyyah yang pada waktu itu pengikutnya masih minoritas, kampanye tersebut disertai dengan menyerang lawannya, alias menghina Mazhab Hanabilah dan penganutnya. Ia sangat ta'assub pada Mazhab Asy'ariyyah, sehingga banyak laknat dan kutukan terjadi antara Dia dengan pengikut Hanabilah.
Pada tahun 521 Hijriah, orang-orang awam penganut Mazhab Asy'ariyyah melempari Dia di pasar-pasar Bagdad, salahsatu yang dilempar adalah bangkai. Mereka melaknat dan mencela Dia karena keterlaluan dalam mengampanyekan Mazhab Asy'ariyyah dan kata-katanya yang super-pedas pada Mazhab Hanabilah. Ketika mengetahui kabar fitnah ini, sang Khalifah melarang Dia berdakwah dan mengusirnya keluar dari Kota Bagdad.
Akan tetapi, pada tahun 529 Hijriah, setelah Khalifah Al-Mustarsyid Billah wafat, Dia kembali ke Kota Bagdad. Dia berdakwah mengampanyekan Mazhab Asy'ariyyah lagi, tentunya sambil mencela Mazhab Hanabilah. Laknat dan fitnah kembali muncul seperti sebelumnya, sehingga Dia kembali diusir dari Kota Bagdad untuk kali kedua. Dia akhirnya menetap di Isfarayin - Khurasan.
Disarikan dari kitab Al-Munatdham fi Tarikh Al-Muluk wal-Umam karya Imam Ibnul-Jawzi (w. 597), dan Thabaqat Asy-Syafi'iyyah Al-Kubra karya Imam Tajuddin As-Subki (w. 771); semua pada bab biografi Abul-Futuh Muhammad bin Al-Fadhl bin Muhammad Al-Isfarayini. Juga disarikan dari kitab Siyar A'lam An-Nubala' dan Al-'Ibar fi Khabar man Ghabar, keduanya karya Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi (w. 748), terdapat pada bab biografi Ibnul-Mu'tamid (nama populer dari Abul-Futuh Al-Isfarayini).
———hikmah———
1️⃣ Pertikaian ini terjadi karena terjangkit penyakit ta'assub yang akut, dan tidak digelarnya meja diskusi yang sehat.
2️⃣ Minoritas harus menghormati Mayoritas, dan Mayoritas harus menyayangi Minoritas. Karena bandul sejarah terus bergerak dan waktu terus berputar, yang dulunya Mayoritas menjadi Minoritas, begitu pula sebaliknya.
3️⃣ Jadikan sejarah "hitam" ini sebagai pelajaran dan pengajaran, sampai kapan mau bertikai sesama Muslim. Sok benar dan merasa paling Ahlussunnah, sehingga mudah mengatakan yang diluar kelompoknya sebagai bukan Ahlussunnah.
4️⃣ Galakkan diskusi sehat diatas Meja, hargai siapapun lawannya, datangi dimanapun tempatnya, nyatakan ayat "Qul Hatu Burhanakum Inkuntum Shadiqin". Hapus dikotomi Menang dan Kalah, karena ini minyak yang akan mengobarkan Api Pertikaian. Cukuplah ajukan hujah dan biarkan umat menilai lalu memilih.
Salam Persatuan
Alfan Edogawa
Alfan Edogawa
1 jam ·
#Alfan Edogawa